Paser: Kehamilan harus benar-benar direncanakan. Dengan begitu, sebuah keluarga bisa mencegah melahirkan anak stunting atau tengkes.
"Kehamilan harus direncanakan agar bayi yang dilahirkan sehat dan tidak stunting. Salah satunya dengan mengatur jarak kelahiran antar-anak," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto Wardoyo melalui keterangan tertulis, Rabu, 6 Maret 2024.
Menurut dia, pengaturan jarak kelahiran dapat dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB). Pernyataan Hasto ini menjadi benang merah saat melakukan kegiatan Sosialiasi dan Pelayanan KB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kerang, Desa Kerang, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimatan Timur, kemarin.
"(Ibu hamil) harus dikawal mulai dari masa kandungan," kata dokter Hasto.
Dia mengapresiasi remaja putri yang antusias mengikuti program minum tablet tambah darah. Kegiatan ini sebagai upaya mereka mengantisipasi melahirkan anak stunting pada saat menikah.
Pelayanan khusus di perbatasan
Khusus di wilayah perbatasan, BKKBN melaksanakan intensifikasi dan integrasi pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Hal ini menjadi salah satu Program Prioritas Nasional (Pro PN).
BKKBN mendukung dua agenda pembangunan atau prioritas nasional, yaitu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing; serta revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
"BKKBN mendorong agar penggunaan kontrasepsi, khususnya metode kontrasepsi jangka panjang, semakin meningkat. Sehingga, dapat menekan angka drop out akseptor," kata dr Hasto.
Jangan dibatasi administrasi
Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur menggelar kegiatan intensifikasi dan integrasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi pada 4-5 Maret 2024. Pelayanan KB dilakukan untuk mendekatkan akses pelayanan, khususnya di wilayah perbatasan antar-Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Sebelum pelaksanaan sosialisasi dan pelayanan KB, BKKBN Kalimantan Timur menggelar kegiatan Nonton Bareng dengan Mupen. Mupen adalah Mobil Unit Penerangan milik BKKBN.
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya promosi dan KIE kepada masyarakat di Sengayam, Kota Baru. Selama kegiatan juga diadakan pemeriksaan USG bagi ibu hamil.
Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, mengingatkan pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan jangan dibatasi oleh administrasi, meskipun beda provinsi.
"Mari kita saling berkolaborasi untuk mempercepat kesuksesan program ini," kata Akmal dikutip dari Antara.
Paser: Kehamilan harus benar-benar direncanakan. Dengan begitu, sebuah keluarga bisa mencegah melahirkan anak
stunting atau tengkes.
"Kehamilan harus direncanakan agar bayi yang dilahirkan sehat dan tidak stunting. Salah satunya dengan mengatur jarak kelahiran antar-anak," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto Wardoyo melalui keterangan tertulis, Rabu, 6 Maret 2024.
Menurut dia, pengaturan jarak kelahiran dapat dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB). Pernyataan Hasto ini menjadi benang merah saat melakukan kegiatan Sosialiasi dan Pelayanan KB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kerang, Desa Kerang, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimatan Timur, kemarin.
"(Ibu hamil) harus dikawal mulai dari masa kandungan," kata dokter Hasto.
Dia mengapresiasi remaja putri yang antusias mengikuti program minum tablet tambah darah. Kegiatan ini sebagai upaya mereka mengantisipasi melahirkan anak stunting pada saat menikah.
Pelayanan khusus di perbatasan
Khusus di wilayah perbatasan, BKKBN melaksanakan intensifikasi dan integrasi pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Hal ini menjadi salah satu Program Prioritas Nasional (Pro PN).
BKKBN mendukung dua agenda pembangunan atau prioritas nasional, yaitu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing; serta revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
"BKKBN mendorong agar penggunaan kontrasepsi, khususnya metode kontrasepsi jangka panjang, semakin meningkat. Sehingga, dapat menekan angka drop out akseptor," kata dr Hasto.
Jangan dibatasi administrasi
Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur menggelar kegiatan intensifikasi dan integrasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi pada 4-5 Maret 2024. Pelayanan KB dilakukan untuk mendekatkan akses pelayanan, khususnya di wilayah perbatasan antar-Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Sebelum pelaksanaan sosialisasi dan pelayanan KB, BKKBN Kalimantan Timur menggelar kegiatan Nonton Bareng dengan Mupen. Mupen adalah Mobil Unit Penerangan milik BKKBN.
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya promosi dan KIE kepada masyarakat di Sengayam, Kota Baru. Selama kegiatan juga diadakan pemeriksaan USG bagi ibu hamil.
Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik, mengingatkan pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan jangan dibatasi oleh administrasi, meskipun beda provinsi.
"Mari kita saling berkolaborasi untuk mempercepat kesuksesan program ini," kata Akmal dikutip dari
Antara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)