Daerah aliran Sungai Brantas di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang terdampak kekeringan. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq
Daerah aliran Sungai Brantas di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang terdampak kekeringan. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq

Cerita Petambak Ikan di Malang, Terancam Gagal Panen Gegara Kekeringan

Daviq Umar Al Faruq • 19 Oktober 2023 09:55
Malang: Sejumlah petani ikan keramba jaring apung (KJA) di daerah aliran Sungai Brantas di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terancam gagal panen tahun ini. Hal itu terjadi lantaran musim kemarau yang menyebabkan kekeringan di wilayah tersebut.
 
Salah satu petani ikan di Desa Karangkates, Hadi Prawoto mengatakan, ada beberapa jenis ikan yang ia budidaya dengan menggunakan keramba jaring apung, antara lain ikan nila, bandeng, patin dan tombro. Namun selama musim kemarau ini, ikan yang dirawat tersebut tak kunjung panen.
 
"Sulit dijaring, dipancing nggak mau makan, dijaring nggak kena. Terus perkembangan ikan itu lambat. Kalau biasanya itu dulu enam bulan siap panen, sekarang satu tahun belum panen," katanya, Kamis 19 Oktober 2023.

Hadi menceritakan, kekeringan di wilayahnya terjadi sejak Agustus 2023 lalu hingga saat ini. Bahkan kekeringan itu menyebabkan daerah aliran Sungai Brantas di Desa Karangkates mengalami pendangkalan hingga tujuh meter.
 
"Kalau musimnya seperti ini, perkembangan ikan itu lambat, sulit untuk besar. Biarpun dikasih makan banyak pun sulit," ujarnya.Cerita Petambak Ikan di Malang, Terancam Gagal Panen Gegara Kekeringan
 
Hadi mengaku, seluruh petambak ikan di Desa Karangkates nyaris mengalami penurunan omzet akibat kekeringan tersebut. Pendapatan Hadi sendiri turun hingga 80 persen selama beberapa bulan terakhir. 
 
"Kalau dalam satu bulan biasanya saya itu rata-rata bisa Rp6 juta sampai Rp7 juta. Tapi sekarang cari Rp2 juta sulit dalam satu bulan. Itu mulai Hari Raya. Jadi mulai bulan 5 (Mei) itu sudah mulai turun drastis penghasilannya," bebernya.
 
Di sisi lain, Hadi menyebutkan apabila para petani ikan di Desa Karangkates juga khawatir terjadi kematian massal ikan akibat kekeringan ekstrem. Apalagi beberapa waktu lalu, kadar pH dan zat amonia di daerah aliran Sungai Brantas juga mengalami kenaikan usai dilakukan pengecekan.
 
"Saya dulu itu pernah, dalam satu hari sekitar 1.500-1.700 ekor ikan mati. Jadi selama tiga bulan itu 90 ribu ekor lebih yang mati. Kira-kira sekitar 10 ton lebih," bebernya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan