Jepara: Tim penyehatan dan jajaran direksi Bank Jepara Artha berupaya mengantisipasi terajdinya likuiditas. Bank pelat merah milik Pemda itu mulai menjual sejumlah aset-asetnya.
Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Jepara, Yeni Yahya, mengatakan upaya penyehatan Bank Jepara Artha telah dilakukan. Itu seperti menjual aset yang dimiliki. Juga berupaya mengalihkan kredit ke bank lain.
"Agar tidak terjadi likuiditas, sejumlah aset mobil sudah dijual. Ada Inova, ada Mobilio dan upaya takeover kredit ke bank lain," ujar Yeni, Rabu, 10 Januari 2024.
Hingga akhir Desember 2023, total nilai aset yang dimiliki Bank Jepara Artha sebanyak Rp259 miliar. Meski sejumlah aset sudah mulai dijual, Bank Jepara Artha belum melakukan pengurangan karyawan. Namun, gaji karyawan tidak diberikan secara tunai. Melainkan dimasukan ke dalam rekening terhitung sebagai tabungan karyawan di Bank Jepara Artha.
Langkah lain yang dilakukan untuk menyehatkan bank berpelat merah itu, dengan melakukan penagihan kredit macet. Upaya penagihan kredit macet ini dibebankan kepada direksi yang telah dinonaktifkan. Yaitu direktur utama dan direktur bisnis. Kini roda perbankan Bank Jepara Artha dijalankan direktur kepatuhan.
"Terhadap kredit macet, tetap diberikan tanggung jawab penagihan kepada mereka (direksi non aktif)," kata Yeni.
Tim penyehatan Bank Jepara Artha yang dibentuk pemerintah Kabupaten Jepara, juga berupaya untuk mencari investor untuk penyelesaian likuiditas. Langkah ini dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Upaya kerjasama dengan pihak lain, sekiranya bisa mendatangkan investor untuk penyelesaian atau likuiditas bank. Itu kami lakukan bersama OJK dan pihak ke tiga. Hasil realitisnya memang belum," kata Yeni.
Jepara: Tim penyehatan dan jajaran direksi
Bank Jepara Artha berupaya mengantisipasi terajdinya
likuiditas. Bank pelat merah milik Pemda itu mulai menjual sejumlah aset-asetnya.
Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah
Kabupaten Jepara, Yeni Yahya, mengatakan upaya penyehatan Bank Jepara Artha telah dilakukan. Itu seperti menjual aset yang dimiliki. Juga berupaya mengalihkan kredit ke bank lain.
"Agar tidak terjadi likuiditas, sejumlah aset mobil sudah dijual. Ada Inova, ada Mobilio dan upaya takeover kredit ke bank lain," ujar Yeni, Rabu, 10 Januari 2024.
Hingga akhir Desember 2023, total nilai aset yang dimiliki Bank Jepara Artha sebanyak Rp259 miliar. Meski sejumlah aset sudah mulai dijual, Bank Jepara Artha belum melakukan pengurangan karyawan. Namun, gaji karyawan tidak diberikan secara tunai. Melainkan dimasukan ke dalam rekening terhitung sebagai tabungan karyawan di Bank Jepara Artha.
Langkah lain yang dilakukan untuk menyehatkan bank berpelat merah itu, dengan melakukan penagihan kredit macet. Upaya penagihan kredit macet ini dibebankan kepada direksi yang telah dinonaktifkan. Yaitu direktur utama dan direktur bisnis. Kini roda perbankan Bank Jepara Artha dijalankan direktur kepatuhan.
"Terhadap kredit macet, tetap diberikan tanggung jawab penagihan kepada mereka (direksi non aktif)," kata Yeni.
Tim penyehatan Bank Jepara Artha yang dibentuk pemerintah Kabupaten Jepara, juga berupaya untuk mencari investor untuk penyelesaian likuiditas. Langkah ini dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Upaya kerjasama dengan pihak lain, sekiranya bisa mendatangkan investor untuk penyelesaian atau likuiditas bank. Itu kami lakukan bersama OJK dan pihak ke tiga. Hasil realitisnya memang belum," kata Yeni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)