Wonosobo: Kawasan Dieng di perbatasan antara Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) diselimuti embun beku pada Selasa, 23 Juli 2024. BMKG menyebut puncak embun beku atau biasa disebut embun upas diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus.
"Suhu udara di sekitar kompleks Candi Arjuna di bawah 0 derajat celcius. Sehingga kawasan candi diselimuti embun beku yang berwarna putih," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelola Objek Wisata Dieng Banjarnegara, Sri Utami.
Sementara pegiat desa wisata, Aryadi Darwanto, mengatakan suhu mininum yang tercatat di sekitar minum 1 derajad Celcius. "Saya mencatat, embun belu selama bulan Juli telah muncul sebanyak 7 kali. Dan dua hari ini yakni Senin dan Selasa berturut-turut muncul kembali," jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan fenomena ini bukanlah kejadian luar biasa dan umumnya terjadi di musim kemarau. "Fenomena ini berpotensi terjadi pada Juni-September. Terkadang, fenomena ini juga terjadi pada Bulan Mei, namun mulai intens dan sering diamati mulai bulan Juni dan puncaknya pada Agustus," jelas Yoga.
Menurutnya, secara meteorologi, fenomena tersebut dikenal sebagai frost atau embun beku. Berbeda dengan salju yang terbentuk sebagai partikel presipatasi di atmosfer, embun beku merupakan fenomena munculnya butiran es di permukaan. Masyarakat Dieng lebih mengenal fenomena tersebut sebagai embun upas.
"Fenomena ini terjadi karena secara klimatologis, tekanan udara pada periode Juni-Juli-Agustus lebih tinggi di Benua Australia yang bertekanan tinggi dibandingkan Benua Asia yang bertekanan rendah. Angin yang berembus dari Australia menuju Asia melewati Indonesia umumnya menandai dimulainya periode musim kemarau seiring dengan aktifnya monsun Australia," ujarnya.
Wonosobo: Kawasan Dieng di perbatasan antara Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) diselimuti
embun beku pada Selasa, 23 Juli 2024. BMKG menyebut puncak embun beku atau biasa disebut embun upas diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus.
"Suhu udara di sekitar kompleks Candi Arjuna di bawah 0 derajat celcius. Sehingga kawasan candi diselimuti embun beku yang berwarna putih," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelola Objek Wisata Dieng Banjarnegara, Sri Utami.
Sementara pegiat desa wisata, Aryadi Darwanto, mengatakan suhu mininum yang tercatat di sekitar minum 1 derajad Celcius. "Saya mencatat, embun belu selama bulan Juli telah muncul sebanyak 7 kali. Dan dua hari ini yakni Senin dan Selasa berturut-turut muncul kembali," jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan fenomena ini bukanlah kejadian luar biasa dan umumnya terjadi di musim kemarau. "Fenomena ini berpotensi terjadi pada Juni-September. Terkadang, fenomena ini juga terjadi pada Bulan Mei, namun mulai intens dan sering diamati mulai bulan Juni dan puncaknya pada Agustus," jelas Yoga.
Menurutnya, secara meteorologi, fenomena tersebut dikenal sebagai frost atau embun beku. Berbeda dengan salju yang terbentuk sebagai partikel presipatasi di atmosfer, embun beku merupakan fenomena munculnya butiran es di permukaan. Masyarakat Dieng lebih mengenal fenomena tersebut sebagai embun upas.
"Fenomena ini terjadi karena secara klimatologis, tekanan udara pada periode Juni-Juli-Agustus lebih tinggi di Benua Australia yang bertekanan tinggi dibandingkan Benua Asia yang bertekanan rendah. Angin yang berembus dari Australia menuju Asia melewati Indonesia umumnya menandai dimulainya periode musim kemarau seiring dengan aktifnya monsun Australia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)