ilustrasi. Freepik
ilustrasi. Freepik

Medio 2024, DBD di Gunungkidul Tembus 1.281 Kasus

Ahmad Mustaqim • 23 Juli 2024 17:32
Gunungkidul: Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melonjak hingga pertengahan 2024. Hingga Juni 2024, jumlah kasus sudah di atas 1.000 dan terdapat kasus kematian. 
 
"Kasus DBD hingga Juni sebanyak 1.281 kasus dengan 4 di antaranya meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono pada Selasa, 23 Juli 2024. 
 
Awalnya, jumlah kasus DBD pada Januari baru sebanyak 74. Sebulan berselang, terjadi peningkatan signifikan yakni 204 kasus pada Februari. Bulan berikutnya, jumlah kasus konsisten tinggi, dengan 351 kasus (Maret), 240 kasus (April), 231 kasus (Mei), dan 181 kasus (Juni). 

Ismono berujar, kasus-kasus DBD yang terjadi dominan di wilayah Kecamatan Paliyan, Playen, Ponjong, Semanu, dan Wonosari. Ia mengatakan kawasan itu masuk kategori padat penduduk. Di sisi lain, ia menyatakan 2024 wilayahnya masuk siklus 5 tahunan, di manan kasus DBD bakal terjadi dalam jumlah besar dibanding 4 tahun belakangan. 
 
"Kasus DBD erat kaitannya dengan kondisi lingkungan kotor serta padat penduduk. Sehingga daerah dengan kondisi ini lebih rentan terjangkit DBD," kata dia. 
 
Ismono mengatakan terjadinya kasus DBD antara naik dan turun sulit diprediksi. Menurut dia, pergerakan kasus lebih fluktuatif. Ia menyebut hal itulah yang menunjukkan siklus 5 tahunan kasus DBD tengah terjadi. 
 
"Maka dari itu, kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, terutama memberantas sarang dan jentik-jentik nyamuk," katanya. 
 
Meski kasus DBD pada Juni lalu menurun, ia menambahkan, hal itu tak jadi patokan bahwa kasus bakal lebih sedikit. Ismono tetap mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan di tengah cuaca yang sulit diprediksi. Di sisi lain, apabila terjadi kasus agar segera ke fasilitas kesehatan terdekat. 
 
"Saat ini musimnya kemarau, namun masih ada beberapa kali hujan. Inilah yang justru menjadi kewaspadaan, karena nyamuk aedes aegypti mudah berkembang biak," ujarnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan