Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, Tangerang.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, Tangerang.

Langkah Mentan Soal Prediksi Kenaikan Harga Beras pada Musim Kering

Hendrik Simorangkir • 12 Juni 2024 13:33
Tangerang: Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya bakal mengambil beberapa langkah untuk menekan harga beras yang diperkirakan bakal naik dalam dua bulan ke depan saat memasuki musim kering. Salah satunya dengan melakukan percepatan tanam.
 
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi harga beras bakal naik dalam dua bulan ke depan, karena produksi beras nasional saat ini turun signifikan di banding pada 2023.
 
"Saat ini fenomena El Nino dan kekeringan bersamaan, langkahnya adalah pompanisasi bibit benih yang bisa beradaptasi dengan kekeringan," ujarnya di Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, Tangerang, Rabu, 12 Juni 2024.

Selain itu, Andi menuturkan, pihaknya bakal melakukan percepatan tanam, pompanisasi, serta menggunakan teknologi mesin pertanian agar suplai produksi beras dapat dirasakan masyarakat luas.  
 
"Itu adalah solusi tercepat untuk memitigasi dampak dari El Nino dan kekeringan yang bersamaan. Jadi nanti setiap daerah tanam satu kali, panen 3 kali. Jadi pendapatannya naik bisa 2-3 kali lipat," katanya.
 
Menurut Andi, harga pangan jelang Hari Raya Iduladha relatif stabil, masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) di tiap pasar. Pihaknya pun tidak akan menaiki harga di waktu dekat ini. 
 
"Sekarang kan harga relatif stabil. Masalahnya kalau terlalu ditekan harganya, petaninya teriak. Tapi, kalau terlalu tinggi konsumennya teriak juga. Kita ambil jalan tengah, makanya ada HET (harga eceran tertinggi), dan itu sudah sesuai," jelasnya.
 
Data neraca produksi dan konsumsi beras nasional menunjukkan, total produksi beras Januari-Juli 2024 sebesar 18,64 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah, 2,47 juta ton dibanding produksi beras periode yang sama pada 2023, yang mencapai 21,11 juta ton.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan