Erni Burhanuddin, seorang guru di SMA Negeri 1 Wonomulyo, Sulawesi Barat. Istimewa
Erni Burhanuddin, seorang guru di SMA Negeri 1 Wonomulyo, Sulawesi Barat. Istimewa

Cerita Guru di Sulbar Didik Kedisiplinan Siswa Lewat Kurikulum Merdeka

Whisnu Mardiansyah • 15 Juli 2024 21:29
Mamuju: Suara seorang perempuan paruh baya bergetar saat menyampaikan pendapatnya mengenai Kurikulum Merdeka. Baginya, Kurikulum Merdeka membawa perubahan besar.
 
Erni Burhanuddin, seorang guru di SMA Negeri 1 Wonomulyo, Sulawesi Barat, mengakui jika penerapan Kurikulum Merdeka menampar karakternya selama ini dalam memberikan pengajaran.
 
“Terus terang, saya menangis begitu melaksanakan Kurikulum Merdeka. Diri saya merasa ditampar oleh Kurikulum Merdeka. Selama ini saya amat keras dalam mengajari para siswa dengan tujuan mendidik kedisplinan ke mereka,” ujar Erni.

Erni bercerita, selama ini ketika mengajar ia bersikap amat keras dan tegas tanpa toleransi kepada siswanya. Ia mencontohkan, jika ada siswanya yang tidak merampungkan tugas sekolah atau lalai dalam pembelajaran maka tidak segan dikeluarkannya dari dalam kelas.
 
Baca: 6 Rumah di Tangsel Rusak Tertimpa Atap Sekolah Ambruk

“Memang mereka patuh tapi dalam hatinya mungkin saja sakit hati maupun kesal kepada saya. Walaupun tujuannya ingin mendidik kedisiplinan ke siswa tapi saya selama ini tidak pernah peduli dengan perasaan mereka,” ucap Erni.
 
Erni justru juga menjadi banyak belajar meski dirinya seorang guru. Kurikulum Merdeka, kata Erni, membuatnya mengubah karakter dan pola mengajar ke siswa agar tidak seperti sebelumnya.
 
Erni menuturkan, melalui Kurikulum Merdeka para siswa tetap dididik kedisiplinan. Bedanya lebih terarah dan tetap harus memahami jiwa serta perilakunya. Dengan Kurikulum Merdeka, papar Erni, guru juga perlu menggali bakat dan minat siswa ketika memberikan pengajaran.
 
“Saya ikut Guru Penggerak dan belajar tentang filosofi Ki Hadjar Dewantara yang diaktualisasikan oleh Kurikulum Merdeka. Saya merasa adanya Kurikulum Merdeka membuat perbaikan mutu pendidikan,” tuka Erni.
 
Kurikulum Merdeka menurutnya membawa terobosan transformasi pendidikan di Indonesia. Ia berharap agar Kurikulum Merdeka dapat terus dilanjutkan sebab sesuai dengan keadaan kini untuk menyelesaikan sejumlah persoalan pendidikan.
 
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka terbatas mulai dilaksanakan pada 2021 di Sekolah Penggerak di 111 kabupaten/kota se-Indonesia. Setahun kemudian, dimulai implementasi Kurikulum Merdeka untuk Jalur Mandiri.
 
Data Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) menyebutkan saat ini sudah lebih dari 300 ribu sekolah, termasuk lebih dari 6 ribu sekolah di daerah tertinggal, sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.'
 
Kurikulum Merdeka memudahkan guru melakukan pembelajaran terdiferensiasi, mengasah bakat dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara lebih menyeluruh. Kurikulum menjadi lebih ringkas dan fleksibel untuk bisa mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
 
“Dengan Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dari negara-negara lain di dunia. Kurikulum merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Mendikbud Nadiem Makarim.
 
Sebelumnya, data dari Rapor Pendidikan Tahun 2023 menunjukkan bahwa satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka memiliki tingkat literasi, numerasi, karakter, inklusivitas, dan kualitas pembelajaran yang lebih baik dibandingkan yang masih menggunakan kurikulum 2023.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan