medcom.id, Surabaya: Dolly, yang konon merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, menurut rencana akan ditutup untuk selamanya, Rabu (18/6/2014). Rencana Pemerintah Kota Surabaya yang dimotori Wali Kota Tri Rismaharini dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Jatim serta back up dan dukungan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Sosial itu, mendapat apresiasi dari Menteri Agama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap proses penutupan lokalisasi Dolly harus berjalan sukses karena berbagai pihak, termasuk Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim, sudah lama merencanakannya. Namun tatkala hendak dilaksanakan, banyak persoalan lebih awal harus diselesaikan. "Saya memberi apresiasi kepada jajaran pemerintah kota," kata Lukman Hakim
Saifuddin di Surabaya, seusai menghadiri peringatan satu abad berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (17/6) malam.
Ia berharap pelaksanaan penutupan lokalisasi Dolly hendaknya tidak sebatas pada alih profesi pemberdayaan para pekerja seks komersial ke bidang lain. Atau, mengembalikan para pekerja di lingkungan tersebut ke kampung halaman masing-masing. Tetapi, yang lebih penting ke depan harus dilakukan pemantauan secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan perannya secara ekonomi.
Sementara itu, bagi pihak yang merasa dirugikan dengan ditutupnya lokalisasi Dolly, menurut dia, hendaknya tetap diajak berdialog dan diberi pemahaman. Selalu saja dalam persoalan itu kerap menuai sikap pro dan kontra. Tetapi, yakinlah bahwa jika pelaksanaan penutupan lokalisasi tersebut dilakukan secara terpadu dan melibatkan banyak pihak maka akan membuahkan hasil. Lokalisasi Dolly direncanakan ditutup pada 18 Juni malam yang dipusatkan di Islamic Center Surabaya dan akan dihadiri oleh Mensos.(ANTARA)
medcom.id, Surabaya: Dolly, yang konon merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, menurut rencana akan ditutup untuk selamanya, Rabu (18/6/2014). Rencana Pemerintah Kota Surabaya yang dimotori Wali Kota Tri Rismaharini dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Jatim serta back up dan dukungan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Sosial itu, mendapat apresiasi dari Menteri Agama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap proses penutupan lokalisasi Dolly harus berjalan sukses karena berbagai pihak, termasuk Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim, sudah lama merencanakannya. Namun tatkala hendak dilaksanakan, banyak persoalan lebih awal harus diselesaikan. "Saya memberi apresiasi kepada jajaran pemerintah kota," kata Lukman Hakim
Saifuddin di Surabaya, seusai menghadiri peringatan satu abad berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (17/6) malam.
Ia berharap pelaksanaan penutupan lokalisasi Dolly hendaknya tidak sebatas pada alih profesi pemberdayaan para pekerja seks komersial ke bidang lain. Atau, mengembalikan para pekerja di lingkungan tersebut ke kampung halaman masing-masing. Tetapi, yang lebih penting ke depan harus dilakukan pemantauan secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan perannya secara ekonomi.
Sementara itu, bagi pihak yang merasa dirugikan dengan ditutupnya lokalisasi Dolly, menurut dia, hendaknya tetap diajak berdialog dan diberi pemahaman. Selalu saja dalam persoalan itu kerap menuai sikap pro dan kontra. Tetapi, yakinlah bahwa jika pelaksanaan penutupan lokalisasi tersebut dilakukan secara terpadu dan melibatkan banyak pihak maka akan membuahkan hasil. Lokalisasi Dolly direncanakan ditutup pada 18 Juni malam yang dipusatkan di Islamic Center Surabaya dan akan dihadiri oleh Mensos.(ANTARA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)