Parigi: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mencatat 1.459 jiwa dari 472 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir bandang di Desa Torue.
??????"Data ini masih bersifat sementara, karena tim masih melakukan pendataan di lapangan," kata Kepala BPBD Parigi Moutong, Idran, saat ditemui di Torue, Parigi Moutong, Senin, 1 Agustus 2022.
Dia menjelaskan data disajikan di papan informasi merupakan perpaduan data dihimpun BPBD dan sejumlah relawan untuk memudahkan penanggulangan di masa tanggap darurat.
Data yang tersaji, secara periodik dievaluasi dan diperbaharui guna mendapatkan data valid sebagai yang selanjutnya digunakan sebagai data induk untuk intervensi penanganan selanjutnya.
"Pemerintah terus berupaya melakukan langkah penanggulangan, karena situasi darurat maka pemenuhan kebutuhan dasar korban diprioritaskan lebih dulu," jelas Idran.
Dari peristiwa bencana banjir bandang, tercatat empat dusun terdampak yakni Dusun satu 81 jiwa atau 26 KK terdiri dari 11 jiwa warga lanjut usia (lansia), 5 jiwa balita dan 1 jiwa ibu hamil serta 18 rumah terdampak dan 1 diantaranya rusak berat.
Lalu 400 jiwa atau 120 KK terdampak di Dusun 2 terdiri dari lansia 40 jiwa, 62 jiwa balita, 13 jiwa ibu hamil, 2 jiwa disabilitas dan 9 unit rumah hanyut, sedangkan rumah rusak masih dalam pendataan.
Di Dusun 3 terdampak 480 jiwa atau 160 KK terdiri dari 60 jiwa lansia, 41 jiwa balita, 6 jiwa ibu hamil. Dusun 5 terdampak 498 jiwa atau 160 KK terdiri dari 56 jiwa lansia, 51 jiwa balita dan 6 jiwa ibu hamil.
"Rumah rusak berat, sedang dan ringan masih dilakukan pendataan. Saat ini tim SAR gabungan masih melakukan upaya pencarian terhadap empat korban hilang," ungkap Idran.
Menurut dia dalam upaya penanggulangan bencana, Pemkab Parigi Moutong didukung 170 relawan kemanusiaan dari berbagai instansi lembaga dan organisasi.
"Kurang lebih 336 jiwa warga Desa Torue masih bertahan di posko pengungsian. Air bersih juga belum maksimal sehingga masih menjadi kebutuhan mendesak, selain itu kebutuhan lainnya makanan siap saji, pakaian, selimut, hingga perlengkapan bayi masih masih menjadi kebutuhan mendesak," ujar Idran.
Parigi: Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong,
Sulawesi Tengah, mencatat 1.459 jiwa dari 472 Kepala Keluarga (KK) terdampak
banjir bandang di Desa Torue.
??????"Data ini masih bersifat sementara, karena tim masih melakukan pendataan di lapangan," kata Kepala BPBD Parigi Moutong, Idran, saat ditemui di Torue, Parigi Moutong, Senin, 1 Agustus 2022.
Dia menjelaskan data disajikan di papan informasi merupakan perpaduan data dihimpun BPBD dan sejumlah relawan untuk memudahkan penanggulangan di masa tanggap darurat.
Data yang tersaji, secara periodik dievaluasi dan diperbaharui guna mendapatkan data valid sebagai yang selanjutnya digunakan sebagai data induk untuk intervensi penanganan selanjutnya.
"Pemerintah terus berupaya melakukan langkah penanggulangan, karena situasi darurat maka pemenuhan kebutuhan dasar korban diprioritaskan lebih dulu," jelas Idran.
Dari peristiwa bencana banjir bandang, tercatat empat dusun terdampak yakni Dusun satu 81 jiwa atau 26 KK terdiri dari 11 jiwa warga lanjut usia (lansia), 5 jiwa balita dan 1 jiwa ibu hamil serta 18 rumah terdampak dan 1 diantaranya rusak berat.
Lalu 400 jiwa atau 120 KK terdampak di Dusun 2 terdiri dari lansia 40 jiwa, 62 jiwa balita, 13 jiwa ibu hamil, 2 jiwa disabilitas dan 9 unit rumah hanyut, sedangkan rumah rusak masih dalam pendataan.
Di Dusun 3 terdampak 480 jiwa atau 160 KK terdiri dari 60 jiwa lansia, 41 jiwa balita, 6 jiwa ibu hamil. Dusun 5 terdampak 498 jiwa atau 160 KK terdiri dari 56 jiwa lansia, 51 jiwa balita dan 6 jiwa ibu hamil.
"Rumah rusak berat, sedang dan ringan masih dilakukan pendataan. Saat ini tim SAR gabungan masih melakukan upaya pencarian terhadap empat korban hilang," ungkap Idran.
Menurut dia dalam upaya penanggulangan bencana, Pemkab Parigi Moutong didukung 170 relawan kemanusiaan dari berbagai instansi lembaga dan organisasi.
"Kurang lebih 336 jiwa warga Desa Torue masih bertahan di posko pengungsian. Air bersih juga belum maksimal sehingga masih menjadi kebutuhan mendesak, selain itu kebutuhan lainnya makanan siap saji, pakaian, selimut, hingga perlengkapan bayi masih masih menjadi kebutuhan mendesak," ujar Idran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)