Cianjur: Warga di Kampung Sudi, Desa Nagrag, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membutuhkan berbagai jenis obat-obatan dan penerangan di tenda pengungsian pascagempa bumi Senin, 21 November 2022. Warga mulai terserang demam memasuki dua malam mengungsi di tenda pada Selasa malam, 22 November.
Pantauan Medcom.id, seluruh warga di Desa Nagrag mendirikan tenda darurat untuk tidur tak jauh dari rumah masing-masing. Bahkan tak sedikit pengungsi mulai mengeluhkan sakit dan terserang demam karena tidur hanya beralaskan tikar.
"Kondisi warga yang mengungsi memang kelelahan. Sakit badan meriang efek masuk angin juga di luar. Kita juga kurang tidur karena kondisi sangat darurat. Sekarang kita butuh obat-obatan," ujar Kusnadi, salah satu tokoh masyarakat saat ditemui di Desa Nagrag, Cianjur.
Diakuinya, cukup banyak anak-anak di setiap tenda pengungsian. Selimut serta kebutuhan lain pun diutamakan bagi anak-anak karena rawan terserang penyakit.
"Anak-anak banyak juga, dan ada yang demam langsung kita tangani meminta obat-obatan segera. Dan itu juga sekarang kita masih butuh obat-obatan," sahutnya.
Ia menuturkan, terdapat 250 kepala keluarga yang saat ini mengungsi karena mayoritas rumahnya ambruk diguncang gempa. Pengungsi pun terlihat harus bertumpuk dalam beberapa tenda dengan kondisi gelap karena tidak ada aliran listrik di kampung tersebut.
"Untuk hari pertama pascagempa, kita nyari alat seadanya seperti terpal dan lainnya untuk membuat tenda darurat. Untuk hari kedua Kita ada bantuan juga dari pemerintah. Disamping obat-obatan, yang kita butuhkan saat ini penerangan," bebernya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cianjur: Warga di Kampung Sudi, Desa Nagrag, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membutuhkan
berbagai jenis obat-obatan dan penerangan di tenda pengungsian pascagempa bumi Senin, 21 November 2022. Warga mulai terserang demam memasuki dua malam mengungsi di tenda pada Selasa malam, 22 November.
Pantauan
Medcom.id, seluruh warga di Desa Nagrag mendirikan tenda darurat untuk tidur tak jauh dari rumah masing-masing. Bahkan tak sedikit pengungsi mulai mengeluhkan sakit dan terserang demam karena tidur hanya beralaskan tikar.
"Kondisi warga yang mengungsi memang kelelahan. Sakit badan meriang efek masuk angin juga di luar. Kita juga kurang tidur karena kondisi sangat darurat. Sekarang kita butuh obat-obatan," ujar Kusnadi, salah satu tokoh masyarakat saat ditemui di
Desa Nagrag, Cianjur.
Diakuinya, cukup banyak anak-anak di setiap tenda pengungsian. Selimut serta kebutuhan lain pun diutamakan bagi anak-anak karena rawan terserang penyakit.
"Anak-anak banyak juga, dan ada yang demam langsung kita tangani meminta obat-obatan segera. Dan itu juga sekarang kita masih butuh obat-obatan," sahutnya.
Ia menuturkan, terdapat 250 kepala keluarga yang saat ini mengungsi karena mayoritas rumahnya ambruk
diguncang gempa. Pengungsi pun terlihat harus bertumpuk dalam beberapa tenda dengan kondisi gelap karena tidak ada aliran listrik di kampung tersebut.
"Untuk hari pertama pascagempa, kita nyari alat seadanya seperti terpal dan lainnya untuk membuat tenda darurat. Untuk hari kedua Kita ada bantuan juga dari pemerintah. Disamping obat-obatan, yang kita butuhkan saat ini penerangan," bebernya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)