Padang: Dinas Pertanian Kota Padang, Sumatra Barat, mencatat ketersediaan vaksin Penyakit Mulut Kaki (PMK) pada sapi di kota setempat masih jauh dari kebutuhan.
Kepala Dinas Pertanian Padang, Syahrial Kamat, menyebut di Kota Padang ada 21 ribu ekor sapi yang tersebar dan sejatinya 70 persen sapi atau sekitar 14 ribu sapi harus mendapatkan vaksin.
"Total kebutuhan ini 28 ribu yakni vaksin dua kali untuk 14 ribu sapi di Kota Padang," kata Syahrial di Padang, Selasa, 23 Agustus 2022.
Syahrial menjelaskan Pemkot Padang awalnya mendapatkan bantuan vaksin untuk seratus sapi pada bulan Juni 2022 dan disuntikkan langsung pada hewan.
Kemudian di akhir Juli 2022 datang lagi vaksin untuk 1.800 ekor sapi dan dilakukan vaksinasi pada 100 sapi di rumah potong hewan (RTH).
Pihaknya menyebar vaksin untuk 1.200 ekor sapi yang dimiliki masyarakat dan sisanya saat ini tersedia vaksin untuk 500 ekor sapi.
Menurut dia kebutuhan yang banyak ini tentu pihaknya berharap bantuan dari Kementerian Pertanian sehingga seluruh sapi di daerah itu mendapatkan vaksin agar memutus penyebaran penyakit.
"Pendistribusian vaksin terus berjalan dan memang ada kendala seperti peternak yang tidak ingin sapi mereka divaksin. Ini disebabkan karena pemahaman peternak yang masih kurang dan ini yang akan kita kejar," jelasnya.
Dia menyebut sejak PMK masuk ke Kota Padang pada 15 Mei 2022 total ada 95 ekor sapi yang diduga terjangkit penyakit mulut dan kaki. Setelah dilakukan penanganan sebanyak 32 ekor sapi sudah sembuh total, sisanya 63 ekor dalam tahap penyembuhan.
"Dari 63 ekor itu sebanyak 19 ekor sapi masih dalam perawatan. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada sapi yang mati akibat PMK dan tidak ada juga yang dipotong paksa akibat penyakit ini. Ada informasi sapi berumur 4 bulan mati yang hidup di kawasan TPA Aia Dingin, itu diduga karena kekurangan gizi karena hidup di tempat pembuangan sampah," ungkapnya.
Syahrial mengatakan karena tidak adanya vaksin membuat pihaknya mengimbau kepada peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang-kandang sapi yang mereka miliki.
Jika ada sapi sakit agar diisolasi ke tempat khusus dan dijauhkan dari sapi lainnya di dalam kandang dalam meminimalkan penyebaran PMK.
"Kita berharap tentu ada bantuan vaksin karena pengadaan vaksin ini tidak ada dalam anggaran kita. Kita juga terus sosialisasi kepada peternak tentang penanganan sapi diduga PMK," ujarnya.
Padang: Dinas Pertanian Kota Padang,
Sumatra Barat, mencatat ketersediaan vaksin
Penyakit Mulut Kaki (PMK) pada sapi di kota setempat masih jauh dari kebutuhan.
Kepala Dinas Pertanian Padang, Syahrial Kamat, menyebut di Kota Padang ada 21 ribu ekor
sapi yang tersebar dan sejatinya 70 persen sapi atau sekitar 14 ribu sapi harus mendapatkan vaksin.
"Total kebutuhan ini 28 ribu yakni vaksin dua kali untuk 14 ribu sapi di Kota Padang," kata Syahrial di Padang, Selasa, 23 Agustus 2022.
Syahrial menjelaskan Pemkot Padang awalnya mendapatkan bantuan vaksin untuk seratus sapi pada bulan Juni 2022 dan disuntikkan langsung pada hewan.
Kemudian di akhir Juli 2022 datang lagi vaksin untuk 1.800 ekor sapi dan dilakukan vaksinasi pada 100 sapi di rumah potong hewan (RTH).
Pihaknya menyebar vaksin untuk 1.200 ekor sapi yang dimiliki masyarakat dan sisanya saat ini tersedia vaksin untuk 500 ekor sapi.
Menurut dia kebutuhan yang banyak ini tentu pihaknya berharap bantuan dari Kementerian Pertanian sehingga seluruh sapi di daerah itu mendapatkan vaksin agar memutus penyebaran penyakit.
"Pendistribusian vaksin terus berjalan dan memang ada kendala seperti peternak yang tidak ingin sapi mereka divaksin. Ini disebabkan karena pemahaman peternak yang masih kurang dan ini yang akan kita kejar," jelasnya.
Dia menyebut sejak PMK masuk ke Kota Padang pada 15 Mei 2022 total ada 95 ekor sapi yang diduga terjangkit penyakit mulut dan kaki. Setelah dilakukan penanganan sebanyak 32 ekor sapi sudah sembuh total, sisanya 63 ekor dalam tahap penyembuhan.
"Dari 63 ekor itu sebanyak 19 ekor sapi masih dalam perawatan. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada sapi yang mati akibat PMK dan tidak ada juga yang dipotong paksa akibat penyakit ini. Ada informasi sapi berumur 4 bulan mati yang hidup di kawasan TPA Aia Dingin, itu diduga karena kekurangan gizi karena hidup di tempat pembuangan sampah," ungkapnya.
Syahrial mengatakan karena tidak adanya vaksin membuat pihaknya mengimbau kepada peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang-kandang sapi yang mereka miliki.
Jika ada sapi sakit agar diisolasi ke tempat khusus dan dijauhkan dari sapi lainnya di dalam kandang dalam meminimalkan penyebaran PMK.
"Kita berharap tentu ada bantuan vaksin karena pengadaan vaksin ini tidak ada dalam anggaran kita. Kita juga terus sosialisasi kepada peternak tentang penanganan sapi diduga PMK," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)