Boyolali: Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, berhasil mencatatkan angka ekspor garmen tertinggi selama beberapa dekade terakhir, dengan nilai USD425 juta dalam waktu setahun. Dari jumlah tersebut, 40 persen di antaranya diekspor ke Tiongkok.
"Ini membuktikan jika produk kita bisa bersaing dengan produk luar negeri. Apalagi selama ini kan banyak masyarakat luas beranggapan bahwa produk China tidak bisa tersaingi. Dengan angka ekspor garmen khususnya dari Boyolali ini membuktikan bahwa produk kita tidak kalah dengan produk China. Produk PT Pan Brothers Boyolali sebagian besar dipakai masyarkat China," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, ditemui di sela acara Pelepaan Ekspor, di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis, 23 Desember 2021.
Sementara pada periode tutup tahun 2021 ini, PT Pan Brothers Boyolali mengekspor garmen senilai USD10 Juta dengan tujuan ekspor utama ke Amerika Serikat. Ekspor tersebut merupakan sebagian dari total pelepaan ekspor secara nasional senilai USD35,5 triliun.
Baca: Mendag Lepas Ekspor Senilai Rp35,03 T dari 26 Provinsi
Dia menekankan, industri garmen yang berada di Boyolali memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian di Kota Susu tersebut. Bahkan saat ini, industri garmen yang berada di Boyolali mulai meluaskan serapan tenaga kerjanya ke kabupaten sekitar.
"Relokasi industri dari beberapa daerah ke Boyolali sekarang ini memiliki daya serap tenaga kerja tinggi untuk kabupaten sekitarnya. Sebelumnya saat pandemi memang sempat ada kendala kelangkaan kontainer, namun tidak menghambat ekspor. Proses ekspor tetap berjalan dan bahkan naik secara signifikan," ungkapnya.
Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, menambahkan industri garmen di Boyolali semakin banyak membutuhkan tenaga kerja ke depannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya mulai merangkul SMK untuk diajak kerja sama di bidang tenaga kerja.
"Untuk memberikan pelatihan agar mereka siap kerja dan ditampung di sini. Ini merupakan tren positif bagi perekonomian di Boyolali dan mudah-mudahan diikuti oleh perusahaan lain.
Boyolali: Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, berhasil mencatatkan angka ekspor garmen tertinggi selama beberapa dekade terakhir, dengan nilai USD425 juta dalam waktu setahun. Dari jumlah tersebut, 40 persen di antaranya diekspor ke Tiongkok.
"Ini membuktikan jika produk kita bisa bersaing dengan produk luar negeri. Apalagi selama ini kan banyak masyarakat luas beranggapan bahwa produk China tidak bisa tersaingi. Dengan angka ekspor garmen khususnya dari Boyolali ini membuktikan bahwa produk kita tidak kalah dengan produk China. Produk PT Pan Brothers Boyolali sebagian besar dipakai masyarkat China," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Suhanto, ditemui di sela acara Pelepaan Ekspor, di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis, 23 Desember 2021.
Sementara pada periode tutup tahun 2021 ini, PT Pan Brothers Boyolali mengekspor garmen senilai USD10 Juta dengan tujuan ekspor utama ke Amerika Serikat. Ekspor tersebut merupakan sebagian dari total pelepaan ekspor secara nasional senilai USD35,5 triliun.
Baca: Mendag Lepas Ekspor Senilai Rp35,03 T dari 26 Provinsi
Dia menekankan, industri garmen yang berada di Boyolali memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian di Kota Susu tersebut. Bahkan saat ini, industri garmen yang berada di Boyolali mulai meluaskan serapan tenaga kerjanya ke kabupaten sekitar.
"Relokasi industri dari beberapa daerah ke Boyolali sekarang ini memiliki daya serap tenaga kerja tinggi untuk kabupaten sekitarnya. Sebelumnya saat pandemi memang sempat ada kendala kelangkaan kontainer, namun tidak menghambat ekspor. Proses ekspor tetap berjalan dan bahkan naik secara signifikan," ungkapnya.
Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, menambahkan industri garmen di Boyolali semakin banyak membutuhkan tenaga kerja ke depannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya mulai merangkul SMK untuk diajak kerja sama di bidang tenaga kerja.
"Untuk memberikan pelatihan agar mereka siap kerja dan ditampung di sini. Ini merupakan tren positif bagi perekonomian di Boyolali dan mudah-mudahan diikuti oleh perusahaan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)