Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendadak jadi dalang secara virtual dalam pagelaran wayang kulit New Era. Acara itu digagas Putra Jawa Kelahiran Sumatra (Pujakesuma) di Deli Serdang, Sumatra Utara, Sabtu, 5 Maret 2022.
Meski secara virtual, Ganjar membuat suasana jadi ger dengan wayang Gatotkaca. Nasi Urap, menjadi panganan kenangan antara Ganjar dengan Ketua Umum Pujakesuma, Eko Sopiyanto.
"Pak Ganjar kenapa kami undang, karena representasi wayang kulit asal muasalnya dari Jawa Tengah. Lha Pak Ganjar, saya masih ingat makan nasi urap bareng 15 tahun yang lalu," ucap Eko sembaru menyapa Ganjar.
Momen ini memicu tawa peserta yang datang secara luring maupun virtual. Budayawan Sujiwo Tejo di lokasi, turut hanyut dalam suasana itu.
"Inilah istimewanya Pujakesuma. Paseduluran-nya itu diingat-ingat dari sesuatu yang sederhana. Makan nasi urap bareng Mas Eko," kata Ganjar.
Baca: Wayang itu Menyenangkan
Ganjar mengatakan hal kecil dan sederhana itu menggambarkan Pujakesuma. Dalam perkumpulan, suasana kebatinannya bahagia dan tidak ada perasaan tak enak.
"Maka semua tetap bisa membangun keguyuban keakraban. Jadi di mana tanah diinjak, di situ langit dijunjung," ujar Ganjar.
Ganjar meminta para Pujakesuma tetap menghormati warga asli Sumatra. Pujakesuma, kata Ganjar, menggambarkan keragaman yang ada di Indonesia.
"Tentu saja kita diberi makan, diberi minum, berkeluarga, berteman bahkan yang menikah dengan orang di sana itulah saudara kita, itulah Bhineka Tunggal Ika, itulah Indonesia kita yang mesti kita jaga," jelas Ganjar.
Semarang: Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo mendadak jadi dalang secara virtual dalam pagelaran
wayang kulit New Era. Acara itu digagas Putra Jawa Kelahiran Sumatra (Pujakesuma) di Deli Serdang, Sumatra Utara, Sabtu, 5 Maret 2022.
Meski secara virtual, Ganjar membuat suasana jadi
ger dengan wayang Gatotkaca. Nasi Urap, menjadi panganan kenangan antara Ganjar dengan Ketua Umum Pujakesuma, Eko Sopiyanto.
"Pak Ganjar kenapa kami undang, karena representasi wayang kulit asal muasalnya dari Jawa Tengah.
Lha Pak Ganjar, saya masih ingat makan nasi urap bareng 15 tahun yang lalu," ucap Eko sembaru menyapa Ganjar.
Momen ini memicu tawa peserta yang datang secara luring maupun virtual. Budayawan Sujiwo Tejo di lokasi, turut hanyut dalam suasana itu.
"Inilah istimewanya Pujakesuma.
Paseduluran-nya itu diingat-ingat dari sesuatu yang sederhana. Makan nasi urap bareng Mas Eko," kata Ganjar.
Baca:
Wayang itu Menyenangkan
Ganjar mengatakan hal kecil dan sederhana itu menggambarkan Pujakesuma. Dalam perkumpulan, suasana kebatinannya bahagia dan tidak ada perasaan tak enak.
"Maka semua tetap bisa membangun keguyuban keakraban. Jadi di mana tanah diinjak, di situ langit dijunjung," ujar Ganjar.
Ganjar meminta para Pujakesuma tetap menghormati warga asli Sumatra. Pujakesuma, kata Ganjar, menggambarkan keragaman yang ada di Indonesia.
"Tentu saja kita diberi makan, diberi minum, berkeluarga, berteman bahkan yang menikah dengan orang di sana itulah saudara kita, itulah Bhineka Tunggal Ika, itulah Indonesia kita yang mesti kita jaga," jelas Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)