Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat ada 8.322 kasus tuberkolosis (TBC) di wilayahnya. Ribuan kasus tersebut terjadi pada periode 2020-2021.
“Pada 2020, ditemukan sebanyak 3.908 kasus TBC dan 78 diantaranya atau 2,2 persen meninggal. Sedangkan pada 2021 ada 4.414 kasus TBC dan 35 pasien atau 0,8 persen meninggal,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni melalui keterangan tertulis, Jumat, 25 Maret 2022.
Menurut Dini, tingkat kematian TBC hampir sama selama pandemi covid-19.
“Dua tahun lebih dilanda pandemi covid-19, tak dipungkiri membuat perhatian pada penyakit lain selain covid-19 cukup berkurang. Salah satunya penyakit TB paru ini. Kita kembali mengingatkan jika penyakit TBC juga sama berbahayanya dengan covid-19,” jelasnya.
Menurut Dini, pihaknya telah berupaya melakukan penanggulangan kasus TBC di Kota Tangerang. Mulai dari pelayanan TBC resisten obat, kolaborasi TB HIV dan TB DM, hingga investigasi kontak dengan peran aktif kader TBC.
“Selain itu ada pembentukan 1.000 kader khusus TBC, standarisasi ISTC bagi tenaga medis, hingga pemanfaatan digital health untuk skrining TBC, sudah kita lakukan,” ucap Dini.
Ia menyampaikan terkait fasilitas pelayanan TBC di Kota Tangerang. Sebanyak sembilan laboratorium rujukan menggunakan tes cepat molekuler (TCM), 38 Puskesmas yang telah menerapkan DOTS, 32 rumah sakit yang menetapkan strategi DOTS, 69 klinik swasta BPJS diantaranya 48 klinik ber-MOU pelayanan TBC, hingga adanya satu rumah sakit rujukan TBC kebal obat, dan 13 puskesmas satelit untuk layanan TBC kebal obat.
Baca: Tanpa Gejala, Waspada Infeksi TBC Laten Bisa Muncul Kapan Saja
“Namun, penanggulangan dan pelayanan ini harus diiringi dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan pada dirinya. Tidak ragu berobat ke puskesmas jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, untuk mengikuti tes lebih lanjut. Sehingga, deteksi dini tak hanya dilakukan Petugas Kesehatan skrining lapangan, namun kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri,” jelasnya.
Dini menuturkan masyarakat tak perlu takut atau ragu untuk berobat TBC di puskesmas Kota Tangerang. Pasalnya, untuk seluruh pelayanan dan obat-obatan TBC dipastikan gratis.
“Pada dasarnya, TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan jika diobati dengan benar. Oleh karena itu, semakin cepat TBC terdeteksi semakin besar potensinya untuk sembuh. Ketika sudah didiagnosis menderita TBC, pasien harus mengikuti prosedur pengobatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama minimal enam bulan, dengan minum obat yang teratur tanpa putus,” jelas dia.
Tangerang: Dinas Kesehatan Kota
Tangerang mencatat ada 8.322 kasus
tuberkolosis (TBC) di wilayahnya. Ribuan kasus tersebut terjadi pada periode 2020-2021.
“Pada 2020, ditemukan sebanyak 3.908 kasus TBC dan 78 diantaranya atau 2,2 persen meninggal. Sedangkan pada 2021 ada 4.414 kasus TBC dan 35 pasien atau 0,8 persen meninggal,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni melalui keterangan tertulis, Jumat, 25 Maret 2022.
Menurut Dini, tingkat kematian TBC hampir sama selama pandemi
covid-19.
“Dua tahun lebih dilanda pandemi covid-19, tak dipungkiri membuat perhatian pada penyakit lain selain covid-19 cukup berkurang. Salah satunya penyakit TB paru ini. Kita kembali mengingatkan jika penyakit TBC juga sama berbahayanya dengan covid-19,” jelasnya.
Menurut Dini, pihaknya telah berupaya melakukan penanggulangan kasus TBC di Kota Tangerang. Mulai dari pelayanan TBC resisten obat, kolaborasi TB HIV dan TB DM, hingga investigasi kontak dengan peran aktif kader TBC.
“Selain itu ada pembentukan 1.000 kader khusus TBC, standarisasi ISTC bagi tenaga medis, hingga pemanfaatan digital health untuk skrining TBC, sudah kita lakukan,” ucap Dini.
Ia menyampaikan terkait fasilitas pelayanan TBC di Kota Tangerang. Sebanyak sembilan laboratorium rujukan menggunakan tes cepat molekuler (TCM), 38 Puskesmas yang telah menerapkan DOTS, 32 rumah sakit yang menetapkan strategi DOTS, 69 klinik swasta BPJS diantaranya 48 klinik ber-MOU pelayanan TBC, hingga adanya satu rumah sakit rujukan TBC kebal obat, dan 13 puskesmas satelit untuk layanan TBC kebal obat.
Baca:
Tanpa Gejala, Waspada Infeksi TBC Laten Bisa Muncul Kapan Saja
“Namun, penanggulangan dan pelayanan ini harus diiringi dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan pada dirinya. Tidak ragu berobat ke puskesmas jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, untuk mengikuti tes lebih lanjut. Sehingga, deteksi dini tak hanya dilakukan Petugas Kesehatan skrining lapangan, namun kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri,” jelasnya.
Dini menuturkan masyarakat tak perlu takut atau ragu untuk berobat TBC di puskesmas Kota Tangerang. Pasalnya, untuk seluruh pelayanan dan obat-obatan TBC dipastikan gratis.
“Pada dasarnya, TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan jika diobati dengan benar. Oleh karena itu, semakin cepat TBC terdeteksi semakin besar potensinya untuk sembuh. Ketika sudah didiagnosis menderita TBC, pasien harus mengikuti prosedur pengobatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama minimal enam bulan, dengan minum obat yang teratur tanpa putus,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)