Ende: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone, mengatakan karhutla bisa terjadi akibat cuaca ekstrem.
"Pertama, kami sudah melakukan sosialisasi ke desa-desa, khususnya desa yang sering terjadi kebakaran yaitu Desa Aeramo, Desa Anakoli, dan Desa Tendatoto. Itu beberapa titik yang terdeteksi menjadi titik panas di Kabupaten Nagekeo," kata Agustinus saat dihubungi dari Ende, Kamis, 2 Juni 2022.
Baca: Karhutla di Nagan Raya Meluas hingga 20 Hektare
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, ada potensi meluasnya karhutla di NTT selama sepekan ke depan. Hal itu terjadi karena NTT telah berada pada musim kemarau dengan suhu yang terik.
Menyikapi potensi tersebut, BPBD Kabupaten Nagekeo melakukan langkah sosialisasi dan koordinasi dengan TNI-Polri yang tujuannya mengawasi potensi karhutla akibat ulah manusia.
Agustinus mengatakan salah satu penyebab karhutla ulah faktor sosial budaya yang menyangkut manusia.
Dia menyebut ada aktivitas berburu yang akan terjadi beberapa bulan ke depan oleh beberapa komunitas adat.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan pengawasan secara terpadu ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi itu untuk meminimalisasi terjadinya karhutla.
BPBD berkomitmen memastikan karhutla tidak masif di Kabupaten Nagekeo.
Selain koordinasi dengan TNI-Polri, BPBD Kabupaten Nagekeo juga menggandeng organisasi perangkat daerah lain, seperti pihak kehutanan sebagai tim pemandu tingkat lapangan.
"Untuk penyebab kebakaran ini kami boleh buat asumsi karena disengaja. Pertama, budaya berburu, dan kedua, kebakaran terjadi di ladang ternak. Jadi kami sudah antisipasi untuk lakukan monitoring terpadu," ungkap Agustinus.
Ende: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, antisipasi
kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone, mengatakan karhutla bisa terjadi akibat cuaca ekstrem.
"Pertama, kami sudah melakukan sosialisasi ke desa-desa, khususnya desa yang sering terjadi kebakaran yaitu Desa Aeramo, Desa Anakoli, dan Desa Tendatoto. Itu beberapa titik yang terdeteksi menjadi titik panas di Kabupaten Nagekeo," kata Agustinus saat dihubungi dari Ende, Kamis, 2 Juni 2022.
Baca:
Karhutla di Nagan Raya Meluas hingga 20 Hektare
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, ada potensi meluasnya karhutla di NTT selama sepekan ke depan. Hal itu terjadi karena NTT telah berada pada musim kemarau dengan suhu yang terik.
Menyikapi potensi tersebut, BPBD Kabupaten Nagekeo melakukan langkah sosialisasi dan koordinasi dengan TNI-Polri yang tujuannya mengawasi potensi karhutla akibat ulah manusia.
Agustinus mengatakan salah satu penyebab karhutla ulah faktor sosial budaya yang menyangkut manusia.
Dia menyebut ada aktivitas berburu yang akan terjadi beberapa bulan ke depan oleh beberapa komunitas adat.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan pengawasan secara terpadu ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi itu untuk meminimalisasi terjadinya karhutla.
BPBD berkomitmen memastikan karhutla tidak masif di Kabupaten Nagekeo.
Selain koordinasi dengan TNI-Polri, BPBD Kabupaten Nagekeo juga menggandeng organisasi perangkat daerah lain, seperti pihak kehutanan sebagai tim pemandu tingkat lapangan.
"Untuk penyebab kebakaran ini kami boleh buat asumsi karena disengaja. Pertama, budaya berburu, dan kedua, kebakaran terjadi di ladang ternak. Jadi kami sudah antisipasi untuk lakukan monitoring terpadu," ungkap Agustinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)