Semarang: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku membutuhkan dua juta vaksin penangkal wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) bagi hewan ternak. Sebab, Jawa Tengah memiliki populasi ternak sebanyak 8,2 juta ekor.
Rincianya, 2.016.564 ekor sapi, 58.190 ekor kerbau, 3.790.059 ekor kambing, 2.333.425 domba, dan 88.296 ekor babi.
"Kalau kita kurang lebih 2 jutaan, kalau untuk vaksin loh ya. Tapi yang sakit diobati dan trennya yang diobati sembuh kok. Hanya butuh edukasi yang lebih," kata Ganjar, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 27 Juni 2022.
Menurut Ganjar, Jawa Tengah sudah menerima 75 ribu vaksin penangkal wabah PMK. Meski jumlah yang diterima masih jauh sedikit, Ganjar meminta vaksin penangkal wabah PMK itu segera dihabiskan dalam sepekan.
"Kita mintakan pekan ini disuntikkan semuanya, harus selesai," tegas Ganjar.
Ganjar menegaskan vaksin PMK diberikan kepada semua hewan ternak yang beresiko tertular wabah PMK. Sehingga, Ganjar memerintahkan kepada penyuluh, peternak, dan masyarakat segara mendata hewan-hewan yang akan divaksin.
"Semua sapi, semua hewan, karena kita mau bereskan penyakitnya secara keseluruhan. Maka kita minta penyuluhnya, peternaknya, masyarakat, dan kawan-kawan di desa untuk semua bisa mendata. Sekali lagi, didata," terang Ganjar.
Ganjar mengakui pengendalian wabah PMK di Jawa Tengah cukup sulit karena pengawasan aktivitas perdagangan hewan ternak tidak mudah. Pengawasan hewan ternak antar-daerah dan antar-kabupaten pun juga cukup sulit.
"Maka saya minta membuat pos-pos ya untuk bisa mengawal mereka semuanya. Sapi-sapi atau ternak-ternak yang bisa terkena PMK minimal dicatat," beber Ganjar.
Namun, Ganjar meminta kepada pedagang hewan untuk melaporkan setiap hewan ternak yang hendak dijual dan dibeli kepada Pemerintah setempat.
"Kita juga minta tolong betul kepada para pedagang sapi. Tolong dong semua dilaporkan. Beli di mana, dijual di mana, karena itu akan sangat membantu. Kalau kucing-kucingan akan sulit," tegas Ganjar.
Semarang: Gubernur Jawa Tengah,
Ganjar Pranowo, mengaku membutuhkan dua juta vaksin penangkal wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) bagi hewan ternak. Sebab, Jawa Tengah memiliki populasi ternak sebanyak 8,2 juta ekor.
Rincianya, 2.016.564 ekor
sapi, 58.190 ekor kerbau, 3.790.059 ekor kambing, 2.333.425 domba, dan 88.296 ekor babi.
"Kalau kita kurang lebih 2 jutaan, kalau untuk vaksin loh ya. Tapi yang sakit diobati dan trennya yang diobati sembuh kok. Hanya butuh edukasi yang lebih," kata Ganjar, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 27 Juni 2022.
Menurut Ganjar, Jawa Tengah sudah menerima 75 ribu vaksin penangkal wabah
PMK. Meski jumlah yang diterima masih jauh sedikit, Ganjar meminta vaksin penangkal wabah PMK itu segera dihabiskan dalam sepekan.
"Kita mintakan pekan ini disuntikkan semuanya, harus selesai," tegas Ganjar.
Ganjar menegaskan vaksin PMK diberikan kepada semua hewan ternak yang beresiko tertular wabah PMK. Sehingga, Ganjar memerintahkan kepada penyuluh, peternak, dan masyarakat segara mendata hewan-hewan yang akan divaksin.
"Semua sapi, semua hewan, karena kita mau bereskan penyakitnya secara keseluruhan. Maka kita minta penyuluhnya, peternaknya, masyarakat, dan kawan-kawan di desa untuk semua bisa mendata. Sekali lagi, didata," terang Ganjar.
Ganjar mengakui pengendalian wabah PMK di Jawa Tengah cukup sulit karena pengawasan aktivitas perdagangan hewan ternak tidak mudah. Pengawasan hewan ternak antar-daerah dan antar-kabupaten pun juga cukup sulit.
"Maka saya minta membuat pos-pos ya untuk bisa mengawal mereka semuanya. Sapi-sapi atau ternak-ternak yang bisa terkena PMK minimal dicatat," beber Ganjar.
Namun, Ganjar meminta kepada pedagang hewan untuk melaporkan setiap hewan ternak yang hendak dijual dan dibeli kepada Pemerintah setempat.
"Kita juga minta tolong betul kepada para pedagang sapi. Tolong dong semua dilaporkan. Beli di mana, dijual di mana, karena itu akan sangat membantu. Kalau kucing-kucingan akan sulit," tegas Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)