Petugas SAR mencari korban terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Curah Kobokan, Lumajang. (Foto: AFP/Juni Kriswanto)
Petugas SAR mencari korban terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Curah Kobokan, Lumajang. (Foto: AFP/Juni Kriswanto)

Warga Terdampak Erupsi Semeru Potensial Alami Trauma Berkepanjangan

Ahmad Mustaqim • 08 Desember 2021 13:22
Yogyakarta: Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur menimbulkan korban puluhan jiwa. Warga terdampak langsung bencana tersebut potensial mengalami trauma jangka panjang karena kehilangan harta benda hingga anggota keluarga.
 
"Rasa kehilangan ini akan menimbulkan tingkat stres sendiri dan menimbulkan beban psikologis. Seperti pengalaman korban saat menyelamatkan diri dari awan panas, mendengar suara, atau terpapar awan panas akan menimbulkan dampak psikologis," kata Dekan Fakulta Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, di Yogyakarta, Rabu, 8 Desember 2021.
 
Ia menjelaskan, bencana erupsi Gunung Semeru terjadi secara mendadak. Akibatnya, puluhan warga tidak sempat menyelamatkan diri. Di sisi lain, banyak warga telah kehilangan harta benda karena tertimpa abu dengan ketebalan satu hingga dua meter.

Rahmat mengungkapkan, trauma psikologis hampir dipastikan dialami warga terdampak erupsi. Selain membutuhkan bantuan kebutuhan pokok dan titik pengungsian yang layak, pendampingan psikologis sangat diperlukan.
 
Baca juga: 902 Rumah Warga Daerah Pesisir Bangka Belitung Terdampak Banjir Rob
 
"Kebutuhan sekarang ini lebih difokuskan pada mereka yang keluarganya masih terpencar untuk memastikan informasi keselamatannya dan posisi keberadaan anggota keluarga, saya kira itu kebutuhan jangka pendek yang harus direspons," ujarnya.
 
Rahmat mengungkapkan, warga yang rumahnya tertimbun membutuhkan tempat pengungsian yang memadai. Menurutnya, mereka perlu tempat istirahat untuk berkumpul dengan keluarga, berbagi kesedihan, dan saling mendukung.
 
Bagi orang dewasa, lanjutnya, kemampuan penyesuaian diri dan menerima rasa kehilangan meski butuh waktu yang lama adalah sebuah kondisi reaksi yang wajar. Namun, yang perlu dilakukan adalah memberikan tempat yang memadai bagi mereka agar berkonsolidasi satu sama lain.
 
"Untuk anak-anak sebaiknya diberikan tempat beraktivitas dan bermain karena belum sepenuhnya memahami kondisi yang dihadapi," ungkapnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan