Belu: Penjagaan ketat tak henti digencarkan oleh para pejuang perbatasan di Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menilai kesempatan ini merupakan suatu wujud pengabdian kepada tanah air.
Dansatgas Pamtas RI RDTL Sektor Timur, Letkol Inf Bayu Sigit Dwi Untoro menjelaskan, hantaman pandemi yang begitu hebat justru memotivasi timnya melaksanakan tugas dengan lebih baik.
"Menjaga kedaulatan negara dan perbatasan. Kita juga menjaga kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar tempat penugasan," kata Sigit dalam tayangan Metro Siang di Metro TV pada Selasa, 17 Agustus 2021.
Sigit menyatakan, kasus penyelundupan kian terjadi baik di Indonesia dan Timor Leste. Hal ini memerlukan penjagaan optimal dari kedua negara melalui berbagai patok, karena potensi ancaman dapat terus terjadi.
"Ada 36 patok yang kemungkinan akan hilang. Di sisi lain, tetap kita melaksanakan kegiatan pengamanan dan patroli," jelas Sigit.
Penugasan disebut telah berjalan selama 6 bulan dan akan berakhir pada November 2021 mendatang. Mereka tak henti berjuang mempertahankan berbagai patok di wilayah surga wisata untuk kawasan Timur Indonesia ini.
"Tanggung jawab kita 149 km perbatasan, ada 554 patok yang saat ini tetap kita jaga. Saat serah terima, sudah 63 patok dikategorikan hilang," terang Sigit. (Nadia Ayu)
Belu: Penjagaan ketat tak henti digencarkan oleh para pejuang perbatasan di Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menilai kesempatan ini merupakan suatu wujud pengabdian kepada tanah air.
Dansatgas Pamtas RI RDTL Sektor Timur, Letkol Inf Bayu Sigit Dwi Untoro menjelaskan, hantaman pandemi yang begitu hebat justru memotivasi timnya melaksanakan tugas dengan lebih baik.
"Menjaga kedaulatan negara dan perbatasan. Kita juga menjaga kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar tempat penugasan," kata Sigit dalam tayangan Metro Siang di Metro TV pada Selasa, 17 Agustus 2021.
Sigit menyatakan, kasus penyelundupan kian terjadi baik di Indonesia dan Timor Leste. Hal ini memerlukan penjagaan optimal dari kedua negara melalui berbagai patok, karena potensi ancaman dapat terus terjadi.
"Ada 36 patok yang kemungkinan akan hilang. Di sisi lain, tetap kita melaksanakan kegiatan pengamanan dan patroli," jelas Sigit.
Penugasan disebut telah berjalan selama 6 bulan dan akan berakhir pada November 2021 mendatang. Mereka tak henti berjuang mempertahankan berbagai patok di wilayah surga wisata untuk kawasan Timur Indonesia ini.
"Tanggung jawab kita 149 km perbatasan, ada 554 patok yang saat ini tetap kita jaga. Saat serah terima, sudah 63 patok dikategorikan hilang," terang Sigit. (
Nadia Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)