Warga mengangkat sisa-sisa bangunan yang masih bisa digunakan di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) di Balaroa Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10). ANTARA FOTO/Yusran Uccang.
Warga mengangkat sisa-sisa bangunan yang masih bisa digunakan di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) di Balaroa Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10). ANTARA FOTO/Yusran Uccang.

Kelas Darurat Segera Dibangun untuk Korban di Parigi

Antara • 18 Oktober 2018 12:56
Parigi: Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat segera membangun kelas sekolah darurat untuk korban gempa. Pembangunan dilakukan karena kondisi gedung sekolah di Parigi Moutong umumnya sudah tidak layak.
 
"Ada lima kecamatan di wilayah terdampak cukup terparah, oleh karenanya kami mengambil langkah alternatif agar siswa tetap mengenyam pendidikan," kata Kepala Disdikbud Parigi Moutong Adrudin Nur di Parigi, Rabu, 18 Oktober 2018.
 
Adrudin menjelaskan, rencananya pembangunan kelas darurat di lima kecamatan yakni, Kecamatan Parigi, Parigi Selatan, Parigi Utara, Torue, dan Toribulu
diperuntukkan di enam Sekolah Menengah Pertama dan dua Sekolah Dasar.

Mantan Kepala Bappeda Parigi Moutong ini mengemukan, rencana pembangunan kelas daruruat sudah dibahas sejak beberapa waktu lalu.
 
"Kami meninjau sejumlah sekolah yang  rusak, seperti sekolah SD Inpres di Desa Dolago hampir seluruh ruang kelas itu rusak dan tidak layak digunakan," ungkap Adrudin.
 
Setelah pendataan tersebut, pihaknya langsung melaporkan kepada Kementerian Pendidikan mengenai kerusakan sejumlah sarana dan prasarana pendidikan di daerah itu.
 
"Kelas darurat ini di fasilitasi papan tulis dan siswa duduk beralaskan tikar. Di tenda ini tetap disesuaikan karena tidak ada fasilitas mobiler seperti sekolah pada umumnya" katanya.
 
Adrudin belum bisa memastikan kapan kelas darurat itu bisa dimanfaatkan, sebab yang bertanggung jawab pembangunan sarana pendidikan adalah Badan Penanggulanagn Bencana (BPBD) setempat.
 
"Kami menunggu dari BPBD karena mereka yang menyediakan fasilitas. Kami
harap peserta didik berada di lima wilayah terdampak parah bisa mengukuti proses belajar mengajar agar tidak ada lagi anak sekolah yang tidak masuk kelas," harap Adrudin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan