Kendari: Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Merdisyam, menjamin proses investigasi kasus kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randi dan Yusuf dijamin terbuka dan transparan. Pengawasan investigasi juga dilakukan tim eksternal.
"Tim eksternal di bawah Ombudsman yang ada. Ini salah satu bentuk keterbukaan kami," kata Merdisyam di Mapolda Sultra, Rabu, 2 Oktober 2019.
Dia mengungkap penanganan kasus Randi dan Yusuf akan dilakukan secara cepat. Dia memastikan segala bukti dan petunjuk kejadian akan dibuka.
"Tidak boleh ada sesuatu yang lewat, harus ada data dan fakta yang jelas karena ini tanggung jawab kami kepada publik," jelasnya.
Jenderal bintang satu itu menerangkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah membentuk tim investigasi melibatkan Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis, Bidang Profesi dan Pengamanan Polri, Intelijen dan Keamanan (Intelkam) dan Divisi Humas Polri. Tim dipimpin oleh Inspektorat dan Pengawasan Umum (Irwasum) Polri. Kapolda menjamin keamanan dan keselamatan saksi melalui Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Saya meminta jika mahasiswa ada informasi atau bukti, kami menunggu informasi itu diberikan kepada kami," harapnya.
Ketua KBM UHO Maco mendesak Kepolisian menangkap pelaku penembakan Randi, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO dan diadili berdasarkan hukum yang berlaku.
"Kami meminta kejelasan dan jangka waktu dalam penyelesaian kasus ini dalam waktu satu kali 24 jam, agar polisi mengungkap dan menangkap pelakunya karena Kami juga punya tanggung jawab moral kepada keluarga korban," ungkap Maco.
Kendari: Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Merdisyam, menjamin proses investigasi kasus
kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randi dan Yusuf dijamin terbuka dan transparan. Pengawasan investigasi juga dilakukan tim eksternal.
"Tim eksternal di bawah Ombudsman yang ada. Ini salah satu bentuk keterbukaan kami," kata Merdisyam di Mapolda Sultra, Rabu, 2 Oktober 2019.
Dia mengungkap penanganan kasus Randi dan Yusuf akan dilakukan secara cepat. Dia memastikan segala bukti dan petunjuk kejadian akan dibuka.
"Tidak boleh ada sesuatu yang lewat, harus ada data dan fakta yang jelas karena ini tanggung jawab kami kepada publik," jelasnya.
Jenderal bintang satu itu menerangkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah membentuk tim investigasi melibatkan Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis, Bidang Profesi dan Pengamanan Polri, Intelijen dan Keamanan (Intelkam) dan Divisi Humas Polri. Tim dipimpin oleh Inspektorat dan Pengawasan Umum (Irwasum) Polri. Kapolda menjamin keamanan dan keselamatan saksi melalui Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Saya meminta jika mahasiswa ada informasi atau bukti, kami menunggu informasi itu diberikan kepada kami," harapnya.
Ketua KBM UHO Maco mendesak Kepolisian menangkap pelaku penembakan Randi, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO dan diadili berdasarkan hukum yang berlaku.
"Kami meminta kejelasan dan jangka waktu dalam penyelesaian kasus ini dalam waktu satu kali 24 jam, agar polisi mengungkap dan menangkap pelakunya karena Kami juga punya tanggung jawab moral kepada keluarga korban," ungkap Maco.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)
