Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono (kiri) dan Plh. Kepala Pelaksana BPBD DIY, Danang Samsurizal (kanan). Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono (kiri) dan Plh. Kepala Pelaksana BPBD DIY, Danang Samsurizal (kanan). Medcom.id/Ahmad Mustaqim

BMKG Tegaskan Sesar Gempa Tidak Garis Lurus

Ahmad Mustaqim • 21 Juni 2023 14:36
Yogyakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sesar yang menjadi titik potensi gempa bumi tak bisa dianalogikan menjadi sebuah garis lurus. Pasalnya, gempa yang terjadi di sesar tertentu belum tentu memiliki pusat persis di lokasi tersebut.
 
"Kami menyebutnya sebuah zona. Jangan dibayangkan sebagai garis lurus," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di sela sesi sebuah acara kesiapsiagaan kebencanaan di sebuah hotel di kawasan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu, 21 Juni 2023.
 
Ia mencontohkan Sesar Opak yang ada di area Sungai Opak Kabupaten Bantul, DIY, saat gempa 2006 merusak ribuan rumah warga. Sementara, dampak gempa di wilayah Bukit Nglangeran Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul dampaknya tidak sepaah di Bantul.

"Untuk mengindentifikasi garus lurus, sulit. Patokannya perbedaan topografi antara tinggian Nglanggeran dan bawahan Bantul itu bisa dikatakan Sesar Opak," ujarnya.
 
Baca juga: Tanah di Bantul Bak Agar-agar, Bisa Berakibat Fatal Bila Diguncang Gempa

Sesar Opak memiliki panjang sekitar 35 kilometer. Sesar ini membentang di sekitar Sungai Opak wilayah Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, hingga sekitar Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
 
Daryono mengatakan gempa 2006 silam tidak berpusat tepat di Sesar Opak. Ia mengatakan pusat gempa saat itu 25 kilometer sisi timur Sesar Opak.
 
"Jadi ini sebuah zona aktif dan membentuk sebuah kawasan yang luas. Sehingga apa yang terjadi di garis gempa disebut terjadi dari Sesar Opak," ucapnya.
 
Sementara itu, Plh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Danang Samsurizal, mengatakan sudah mendapat dan melakukan kajian makro serta mikro terkait bencana gempa bumi di wilayah Yogyakarta. Termasuk kajian dari Badan Geologi, BMKG. Hasil kajian itu sudah masuk ke Dinas Pertanahan dan Tata Ruang hingga sudah ditetapkan titik mana saja rawan bencana gempa bumi.
 
"Memang (terkait kebencanaan) itu cukup sulit sehingga kami sampaikan ke pemangku wilayah. Kami perkuat kapasitasnya, salah satunya dengan membuat Kalurahan Tangguh Bencana atau Kaltana. Yang kami perkuat saat ini melakukan mitigasi susu antisipasi sehingga masyarakat membuat bangunan tahan gempa," imbuh dia. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan