Tangerang: Tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing di Kota Tangerang mengkhawatirkan. Saat ini, keterisiannya sampah sudah hampir 80 persen dari kapasitas sebesar 38 hektare.
Bahkan, ketinggian sampah sudah mencapai 25 meter dengan 1.600 ton sampah setisp harinya. Untuk mengurangi sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang melakukan pemilahan sampah dari masyarakat melalui pemilihan dan pembuatan bank sampah yang ada di tiap kelurahan di wilayah Kota Tangerang.
"Hal tersebut guna menekan sumber sampah yang akan masuk ke TPA Rawa Kucing. Mungkin dengan kesadaran masyarakat melakukan pemilihan dan menaruhnya di bank sampah bisa mengurangi sumber sampah," ujar Kepala Bidang Kebersihan pada DLH Kota Tangerang, Iwan, Selasa, 13 Juni 2023.
Iwan menuturkan saat ini pihaknya belum bisa memastikan akan ada lokasi baru atau melakukan perluasan lahan yang ada di TPA Rawa Kucing.
"Untuk lahan baru untuk TPA, kami belum dapat info dan belum ada rencana juga ke arah sana dari Pemkot Tangerang," katanya.
"Intinya, kami masih berupaya semaksimal mungkin dengan berkoordinasi kepada aparatur di tiap wilayah, agar masyarakat dapat memilah sampah secara mandiri," imbuhnya.
Iwan menjelaskan saat ini pihaknya tengah melaksanakan program pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang merupakan program strategis nasional (PSN). PSEL itu merupakan konversi sampah yang dijadikan bahan listrik, dengan cara membakar sampah sehingga menghasilkan panas melalui proses konversi thermal.
"Pemkot Tangerang sedang menerapkan proses PSEL dalam menangani sampah di Kota Tangerang. Jadi sampah-sampah yang berada di TPA Rawa Kucing nantinya akan dibakar sehingga menghasilkan panas," jelasnya.
Iwan menambahkan dari panas itu nantinya hasil pembakaran akan dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan boiler. Kemudian, uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin dengan dihubungkan ke generator dengan bantuan poros, yang menghasilkan listrik sehingga dialirkan ke rumah-rumah atau ke pabrik.
"Mudah-mudahan jika program itu berjalan, kita tidak memerlukan perluasan lahan karena kita sudah menggunakan teknologi PSEL dan lokasinya tetap di TPA Rawa Kucing," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Tangerang: Tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing di
Kota Tangerang mengkhawatirkan. Saat ini, keterisiannya sampah sudah hampir 80 persen dari kapasitas sebesar 38 hektare.
Bahkan, ketinggian
sampah sudah mencapai 25 meter dengan 1.600 ton sampah setisp harinya. Untuk mengurangi sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang melakukan pemilahan sampah dari masyarakat melalui pemilihan dan pembuatan bank sampah yang ada di tiap kelurahan di wilayah Kota Tangerang.
"Hal tersebut guna menekan sumber sampah yang akan masuk ke TPA Rawa Kucing. Mungkin dengan kesadaran masyarakat melakukan pemilihan dan menaruhnya di bank sampah bisa mengurangi sumber sampah," ujar Kepala Bidang Kebersihan pada DLH Kota Tangerang, Iwan, Selasa, 13 Juni 2023.
Iwan menuturkan saat ini pihaknya belum bisa memastikan akan ada lokasi baru atau melakukan perluasan lahan yang ada di TPA Rawa Kucing.
"Untuk lahan baru untuk TPA, kami belum dapat info dan belum ada rencana juga ke arah sana dari Pemkot Tangerang," katanya.
"Intinya, kami masih berupaya semaksimal mungkin dengan berkoordinasi kepada aparatur di tiap wilayah, agar masyarakat dapat memilah sampah secara mandiri," imbuhnya.
Iwan menjelaskan saat ini pihaknya tengah melaksanakan program pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang merupakan program strategis nasional (PSN). PSEL itu merupakan konversi sampah yang dijadikan bahan listrik, dengan cara membakar sampah sehingga menghasilkan panas melalui proses konversi thermal.
"Pemkot Tangerang sedang menerapkan proses PSEL dalam menangani sampah di Kota Tangerang. Jadi sampah-sampah yang berada di TPA Rawa Kucing nantinya akan dibakar sehingga menghasilkan panas," jelasnya.
Iwan menambahkan dari panas itu nantinya hasil pembakaran akan dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan boiler. Kemudian, uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin dengan dihubungkan ke generator dengan bantuan poros, yang menghasilkan listrik sehingga dialirkan ke rumah-rumah atau ke pabrik.
"Mudah-mudahan jika program itu berjalan, kita tidak memerlukan perluasan lahan karena kita sudah menggunakan teknologi PSEL dan lokasinya tetap di TPA Rawa Kucing," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)