Banjir yang terjadi di kawasan Rowosari Semarang akibat luapan Sungai Babon, Semarang, Sabtu, 18 Februari 2023. Antara/HO-Dok Pribadi
Banjir yang terjadi di kawasan Rowosari Semarang akibat luapan Sungai Babon, Semarang, Sabtu, 18 Februari 2023. Antara/HO-Dok Pribadi

Pemkot Semarang Cari Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir Bandang

Antara • 19 Februari 2023 10:28
Semarang: Pemerintah Kota Semarang segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi jangka panjang atas permasalahan banjir bandang yang disebabkan luapan sungai yang bermuara ke Sungai Babon.
 
"Ini kan luapan air dari Sungai Mluweh di Kabupaten Semarang melewati sungai-sungai sampai Sungai Babon," kata Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin, di Semarang, Minggu, 19 Februari 2023.
 
Baca: Tanggul Sungai Jebol, 2 Perumahan di Semarang Dilanda Banjir Bandang

Perumahan Dinar Indah dan kawasan Rowosari Semarang, Sabtu, 18 Februari 2023 kembali diterjang banjir bandang seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang.
 
Iswar mengakui bahwa perumahan yang terdampak banjir bandang itu memang bermasalah secara perizinan, karena peruntukan kawasannya bukan pemukiman, dan pengembangnya kabur tak bertanggung jawab.

Sejauh ini Pemkot Semarang terus berupaya mencari solusi terbaik bagi warga. Tanggul sungai juga diperbaiki dan diperkuat, namun tetap saja tidak kuat menahan besarnya debit air kiriman dari wilayah atas.
 
Menurut dia debit air dari hulu Sungai Babon belakangan ini memang besar yang kemungkinan selain karena curah hujan tinggi, juga adanya perubahan fungsi lahan di daerah atas, yakni Kabupaten Semarang,
 
Pembuatan tanggul bukan solusi permanen, lanjut dia, mengingat tipikal sungai yang alirannya selalu berubah, dipengaruhi kondisi struktur tanah yang mudah lepas diterpa arus sungai.
 
Ia mengatakan kondisi tersebut juga membuat sungai cepat dangkal karena sedimentasi cepat menumpuk. Akhirnya, kapasitas sungai mengecil, sehingga tidak sanggup menampung debit air besar dari atas.
 
"Sungai-sungai ini juga bukan milik pemkot. Punya BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), di bawah kementerian. Biaya normalisasi juga besar. Ya, tapi tidak mungkin membiarkan banjir begini terus," ungkapnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan