Tasikmalaya: Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menelusuri kabar beredarnya penjualan susu bantuan penanganan balita tengkes (stunting) di media sosial (medsos), dan berkoordinasi dengan kepolisian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, aduan soal maraknya informasi penjualan susu bantuan penanganan tengkes yang beredar itu terjadi secara masif. Namun, setelah dilakukannya verifikasi lapangan tidak seperti kabar yang beredar.
"Memang ada yang terjadi tapi kasusnya tidak banyak hanya ada lima orang," ungkapnya, Kamis, 27 Juli 2023.
Ia menjelaskan, tahap awal pemberian makanan tambahan (PMT) pada Juni lalu memang ada lima kasus terjadi. Namun pihaknya sudah melakukan edukasi kepada orang tua yang diduha menjual susu bantuan tersebut.
"Orang tua yang bersangkutan sudah diminta membuat surat pernyataan agar tidak kembali melakukan tindakan serupa hingga program PMT kembali dilanjutkan," katanya, Kamis, 27 Juli 2023.
Ia mengatakan kabar penjualan susu bantuan yang ramai belakangan ini dilakukan pengecekan kembali. Tetapi hasilnya tidak ditemukan orang tua yang menjual susu bantuan untuk penanganan balita tengkes (stunting).
Menurut Uus, kasus tersebut sudah selesai dan penyaluran susu bantuan diubah. Pembagian susu bantuan dipastikan tanpa kemasan dus sekaligus melakukan kontrol dan edukasi.
"Dinkes juga akan melibatkan petugas lintas sektoral untuk melakukan pengawasan di lapangan supaya, para penderita tengkes bisa cepat normal," ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan telah berkoordinasi dengan Polres Tasikmalaya Kota untuk menelusuri kasus tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan penjualan susu bantuan sebab akun medsos yang dipakai palsu.
"Kami mendapat laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya ditemukan ada lima kejadian penjualan susu bantuan dalam medsos sudah ditindaklanjuti. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polres Tasikmalaya Kota," imbuh dia.
Pihaknya mengaku prihatin atas kasus penjualan susu bantuan oleh akun palsu. Bantuan susu selama ini diberikan kepada penderita tengkes untuk meningkatkan kondisi gizi bagi anak-anak. dengan sasaran 1.730 anak agar mereka tumbuh dengan normal.
"Saya sudah meminta agar Dinas Kesehatan terus melakukan edukasi dan monitor jangan sampai betul kejadian seperti itu terjadi. Hasil laporan ada akun palsu sudah terekam dan tidak ada kasusnya dan ada akun yang sudah dihapus artinya semua akun yang ada palsu," jelasnya.
Tasikmalaya: Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menelusuri kabar beredarnya penjualan susu bantuan penanganan
balita tengkes (stunting) di media sosial (medsos), dan berkoordinasi dengan kepolisian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, aduan soal maraknya informasi penjualan susu bantuan penanganan tengkes yang beredar itu terjadi secara masif. Namun, setelah dilakukannya verifikasi lapangan tidak seperti kabar yang beredar.
"Memang ada yang terjadi tapi kasusnya tidak banyak hanya ada lima orang," ungkapnya, Kamis, 27 Juli 2023.
Ia menjelaskan, tahap awal pemberian makanan tambahan (PMT) pada Juni lalu memang ada lima kasus terjadi. Namun pihaknya sudah melakukan edukasi kepada orang tua yang diduha menjual susu bantuan tersebut.
"Orang tua yang bersangkutan sudah diminta membuat surat pernyataan
agar tidak kembali melakukan tindakan serupa hingga program PMT kembali dilanjutkan," katanya, Kamis, 27 Juli 2023.
Ia mengatakan kabar penjualan susu bantuan yang ramai belakangan ini dilakukan pengecekan kembali. Tetapi hasilnya tidak ditemukan orang tua yang menjual susu bantuan untuk penanganan balita tengkes (stunting).
Menurut Uus, kasus tersebut sudah selesai dan penyaluran susu bantuan diubah. Pembagian susu bantuan dipastikan tanpa kemasan dus sekaligus melakukan kontrol dan edukasi.
"Dinkes juga akan melibatkan petugas lintas sektoral untuk melakukan pengawasan di lapangan supaya, para penderita tengkes bisa cepat normal," ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan telah berkoordinasi dengan
Polres Tasikmalaya Kota untuk menelusuri kasus tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan penjualan susu bantuan sebab akun medsos yang dipakai palsu.
"Kami mendapat laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya ditemukan ada lima kejadian penjualan susu bantuan dalam medsos sudah ditindaklanjuti. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polres Tasikmalaya Kota," imbuh dia.
Pihaknya mengaku prihatin atas kasus penjualan susu bantuan oleh akun palsu. Bantuan susu selama ini diberikan kepada penderita tengkes untuk meningkatkan kondisi gizi bagi anak-anak. dengan sasaran 1.730 anak agar mereka tumbuh dengan normal.
"Saya sudah meminta agar Dinas Kesehatan terus melakukan
edukasi dan monitor jangan sampai betul kejadian seperti itu terjadi. Hasil laporan ada akun palsu sudah terekam dan tidak ada kasusnya dan ada akun yang sudah dihapus artinya semua akun yang ada palsu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)