Cirebon: Sebanyak 25 sungai di Kabupaten Cirebon mengalami pendangkalan dan sedimentasi hingga membuat daya tampung sungai menurun dan rawan menyebabkan banjir.
Kepala Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, mengatakan 25 sungai tersebut belum pernah dinormalisasi sejak beberapa tahun.
"Pendangkalan, sedimentasi, dan penyempitan, terjadi di 25 sungai di Cirebon. Karena dua tahun ini, belum pernah dilakukan normalisasi," kata Dadang saat dikonfirmasi, Senin, 9 Maret 2020.
Baca: Ratusan Rumah di Cirebon Terendam Limpasan Sungai Cisanggarung
Dadang menjelaskan dengan kondisi 25 sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan, membuat sejumlah sungai tersebut rawan terjadi banjir.
Karena jika hujan turun dengan intensitas yang tinggi, sungai tidak mampu menampung debit air dan membuat meluap ke pemukiman warga.
"Sangat rawan menjadi penyebab banjir," jelas Dadang.
Dadang melanjutkan yang memiliki kewenangan untuk melakukan normalisasi sungai adalah pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dadang pun mengaku mempersilahkan pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk menormalisasi sungai-sungai tersebut.
Berdasarkan laporan cuaca dari BMKG, wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga akhir bulan Maret ini. Ia meminta supaya warga selalu waspada terhadap bencana yang bisa saia ditimbulkan dari adanya cuaca ekstrem itu.
"Pengerukan merupakan wewenang dari BBWS. Silakan BBWS melakukan normalisasi, apalagi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi," ungkap Dadang.
Baca: Banjir 1,5 Meter Rendam Desa Gintung Cirebon
Banjir di Kabupaten Cirebon, terkahir terjadi pada Jumat 6 Maret 2020 kemarin. Sebanyak lima desa di empat kecamatan terendam.
Lima desa yang terendam, yaitu Desa Sarabau dan Desa Gamel di Kecamatan Plered, Desa Kebarepan di Kecamatan Plumbon, Desa Babakan Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, serta Desa Gintung Lor di Kecamatan Susukan.
Cirebon: Sebanyak 25 sungai di Kabupaten Cirebon mengalami pendangkalan dan sedimentasi hingga membuat daya tampung sungai menurun dan rawan menyebabkan banjir.
Kepala Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, mengatakan 25 sungai tersebut belum pernah dinormalisasi sejak beberapa tahun.
"Pendangkalan, sedimentasi, dan penyempitan, terjadi di 25 sungai di Cirebon. Karena dua tahun ini, belum pernah dilakukan normalisasi," kata Dadang saat dikonfirmasi, Senin, 9 Maret 2020.
Baca:
Ratusan Rumah di Cirebon Terendam Limpasan Sungai Cisanggarung
Dadang menjelaskan dengan kondisi 25 sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan, membuat sejumlah sungai tersebut rawan terjadi banjir.
Karena jika hujan turun dengan intensitas yang tinggi, sungai tidak mampu menampung debit air dan membuat meluap ke pemukiman warga.
"Sangat rawan menjadi penyebab banjir," jelas Dadang.
Dadang melanjutkan yang memiliki kewenangan untuk melakukan normalisasi sungai adalah pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dadang pun mengaku mempersilahkan pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk menormalisasi sungai-sungai tersebut.
Berdasarkan laporan cuaca dari BMKG, wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga akhir bulan Maret ini. Ia meminta supaya warga selalu waspada terhadap bencana yang bisa saia ditimbulkan dari adanya cuaca ekstrem itu.
"Pengerukan merupakan wewenang dari BBWS. Silakan BBWS melakukan normalisasi, apalagi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi," ungkap Dadang.
Baca:
Banjir 1,5 Meter Rendam Desa Gintung Cirebon
Banjir di Kabupaten Cirebon, terkahir terjadi pada Jumat 6 Maret 2020 kemarin. Sebanyak lima desa di empat kecamatan terendam.
Lima desa yang terendam, yaitu Desa Sarabau dan Desa Gamel di Kecamatan Plered, Desa Kebarepan di Kecamatan Plumbon, Desa Babakan Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, serta Desa Gintung Lor di Kecamatan Susukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
