Jakarta: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap konflik di Desa Wadas yang berujung ricuh dan penangkapan warga pada, Selasa, 8 Februari 2022. Konflik ini bermula saat warga yang menolak pengukuran tanah bersitegang dengan petugas yang mengawal.
"Segala sesuatu bisa terjadi ketika situasi sudah tidak kondusif," kata Ganjar dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Rabu 9 Februari 2022.
Gesekan tidak terelakkan di lapangan. Dia pun menyebut warga juga terpecah menjadi 2 kelompok. Mereka yang setuju dan mereka yang kontra. Bahkan, sejumlah penolak yang datang disebut Ganjar tak seluruhnya warga Desa Wades.
"Saya tanya kepolisian, ada warga yang dari Wadas dan bukan dari Wadas. Intinya (penangkapan) supaya semua berjalan lancar saja dalam pengukuran," tambah Ganjar.
Ganjar tak membantah kejadian dalam video yang tersebar di media sosial. Baik soal pengamanan maupun dugaan tindak represif aparat kepolisian kepada warga.
"Itu situasi yang terjadi. Akhirnya dilakukan penangkapan terhadap 66 orang," kata Ganjar.
Kepolisian menangkap sejumlah warga yang kedapatan membawa sejata tajam. Kepemilikan senjata tajam ini pun bisa diartikan untuk dua keperluan. Warga yang membawa peralatan untuk berkebun dan mereka yang membawa senjata tajam untuk melawan.
Namun, Ganjar menyebut seluruh pihak yang terlibat terus menjalin komunikasi. Akhirnya, 66 orang yang ditangkap itu sudah dibebaskan.
Ganjar memastikan mereka yang ditangkap tidak mendapat perlakuan buruk. Bahkan warga yang ditangkap, kata Ganjar, bisa bersenda gurau dan bahkan bermain gim bersama polisi. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Jakarta: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap konflik di Desa Wadas yang berujung ricuh dan penangkapan warga pada, Selasa, 8 Februari 2022. Konflik ini bermula saat warga yang menolak pengukuran tanah bersitegang dengan petugas yang mengawal.
"Segala sesuatu bisa terjadi ketika situasi sudah tidak kondusif," kata Ganjar dalam tayangan
Primetime News di
Metro TV, Rabu 9 Februari 2022.
Gesekan tidak terelakkan di lapangan. Dia pun menyebut warga juga terpecah menjadi 2 kelompok. Mereka yang setuju dan mereka yang kontra. Bahkan, sejumlah penolak yang datang disebut Ganjar tak seluruhnya warga Desa Wades.
"Saya tanya kepolisian, ada warga yang dari Wadas dan bukan dari Wadas. Intinya (penangkapan) supaya semua berjalan lancar saja dalam pengukuran," tambah Ganjar.
Ganjar tak membantah kejadian dalam video yang tersebar di media sosial. Baik soal pengamanan maupun dugaan tindak represif aparat kepolisian kepada warga.
"Itu situasi yang terjadi. Akhirnya dilakukan penangkapan terhadap 66 orang," kata Ganjar.
Kepolisian menangkap sejumlah warga yang kedapatan membawa sejata tajam. Kepemilikan senjata tajam ini pun bisa diartikan untuk dua keperluan. Warga yang membawa peralatan untuk berkebun dan mereka yang membawa senjata tajam untuk melawan.
Namun, Ganjar menyebut seluruh pihak yang terlibat terus menjalin komunikasi. Akhirnya, 66 orang yang ditangkap itu sudah dibebaskan.
Ganjar memastikan mereka yang ditangkap tidak mendapat perlakuan buruk. Bahkan warga yang ditangkap, kata Ganjar, bisa bersenda gurau dan bahkan bermain gim bersama polisi.
(Fauzi Pratama Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)