Kalsel: Kepada Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan, Birhasani, mengatakan saat ini daerahnya kekurangan pasokan bawang merah dan cabai kering.
"Kondisi pasokan bawang merah dan cabai kering turun drastis sekitar 80 persen, akibat gagal panen di sentra produksinya, yaitu di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur," ujarnya, Selasa, di Banjarmasin.
Biasanya, pasokan dari NTB untuk bawang merah sebanyak 300 hingga 400 ton, kini hanya datang sekitar 10 persen. Ia mengatakan toko di Pasar Harum Manis di Banjarmasi banyak yang tidak memiliki stok bawang merah.
Dampaknya, kata dia, harga beli bawang merah meningkat, sementara permintaan masyarakat tetap stabil. Akibatnya harga di tingkat pengecer menjadi mahal.
"Begitu pula cabai kering yang juga mengalami gagal panen. Akibatnya, harga naik hingga 100 persen lebih," ujarnya.
BACA: Badan Pangan Fasilitasi Distribusi Cabai dan Bawang
Secara nasional, termasuk Kalsel, pasokan bawang merah hanya mengandalkan pada tiga daerah, yaitu NTB, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Kita sudah laporkan kondisi tersebut kepada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri untuk mengatur distribusi antar daerah dari sentra produksi," ujarnya.
Pihak Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, kata Birhasani, menyampaikan bahwa pemerintah tidak akan melakukan importasi, mengingat dalam sebulan ke depan diperhitungkan ada beberapa daerah yang sudah mulai panen.
Sebelumnya, cabai kering kualitas terbaik dipatok Rp90 ribu hingga Rp100 ribu kilogram (kg) dan sekarang harganya naik jadi Rp200 ribu sampai Rp210 ribu per kg.
"Bawang merah tadinya Rp35 ribu kini Rp45 ribu per kg. Untuk bawang merah kualitas baik dari NTB, yang dari Sulawesi lebih murah," ujarnya.
Kalsel: Kepada Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan, Birhasani, mengatakan saat ini daerahnya kekurangan pasokan
bawang merah dan
cabai kering.
"Kondisi pasokan bawang merah dan cabai kering turun drastis sekitar 80 persen, akibat gagal panen di sentra produksinya, yaitu di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan
Jawa Timur," ujarnya, Selasa, di Banjarmasin.
Biasanya, pasokan dari NTB untuk bawang merah sebanyak 300 hingga 400 ton, kini hanya datang sekitar 10 persen. Ia mengatakan toko di Pasar Harum Manis di Banjarmasi banyak yang tidak memiliki stok bawang merah.
Dampaknya, kata dia, harga beli bawang merah meningkat, sementara permintaan masyarakat tetap stabil. Akibatnya harga di tingkat pengecer menjadi mahal.
"Begitu pula cabai kering yang juga mengalami gagal panen. Akibatnya, harga naik hingga 100 persen lebih," ujarnya.
BACA:
Badan Pangan Fasilitasi Distribusi Cabai dan Bawang
Secara nasional, termasuk Kalsel, pasokan bawang merah hanya mengandalkan pada tiga daerah, yaitu NTB, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Kita sudah laporkan kondisi tersebut kepada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri untuk mengatur distribusi antar daerah dari sentra produksi," ujarnya.
Pihak Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, kata Birhasani, menyampaikan bahwa pemerintah tidak akan melakukan importasi, mengingat dalam sebulan ke depan diperhitungkan ada beberapa daerah yang sudah mulai panen.
Sebelumnya, cabai kering kualitas terbaik dipatok Rp90 ribu hingga Rp100 ribu kilogram (kg) dan sekarang harganya naik jadi Rp200 ribu sampai Rp210 ribu per kg.
"Bawang merah tadinya Rp35 ribu kini Rp45 ribu per kg. Untuk bawang merah kualitas baik dari NTB, yang dari Sulawesi lebih murah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)