Yogyakarta: Aktivitas vulkanis Gunung Merapi berupa guguran dan awan panas cenderung menurun pada akhir Januari 2021. Padahal, data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, terjadi puluhan kali luncuran awan panas pada 27 Januari.
"Pada 27 Januari terjadi 52 kali erupsi awan panas dengan luncuran maksimum tiga kilometer. Sementara, saat itu terjadi guguran empat kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Senin, 1 Februari 2021.
Saat terjadi luncuran awan panas puluhan kali itu, juga terjadi 52 kali gempa awan panas. Selain itu, gempa guguran terjadi 274 kali.
Setelah 27 Januari, aktivitas erupsi awan panas cenderung menurun. Termasuk lava pijar yang sempat sering terjadi pada beberapa waktu sebelumnya.
Hanik mengatakan, terjadi erupsi awan panas sekali pada 28 Januari. Saat itu luncuran awan panas maksimum dua kilometer ke arah barat daya.
Baca juga: Viral Video Buaya Membawa Potongan Manusia di Bangkalan Bikin Heboh
"Kemudian juga terjadi guguran lava pijar 15 kali. Luncurannya maksimum satu kilometer dari puncak," lanjut dia.
Hari berikutnya pada 29 Januari, terjadi dua kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran 300 meter. Adapun gempa guguran terjadi 103 kali.
Lalu, pada 30 Januari terjadi 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 600 meter dari puncak. Sementara, gempa guguran terjadi 90 kali.
"Pada 31 Januari, guguran lava terjadi 23 kali dengan jarak luncur satu kilometer. Terjadi juga awan panas sekali ke barat daya," kata dia.
Hanik mengingatkan masyarakat di lereng Gunung Merapi bahwa potensi bahaya masih tinggi. Sejak Senin dinihari, 1 Februari, terjadi enam kali lava pijar dan dua kali guguran lava.
"Status Gunung Merapi masih siaga dan jarak aman aktivitas manusia masih radius 5 kilometer dari puncak," ungkapnya.
Yogyakarta: Aktivitas vulkanis Gunung Merapi berupa guguran dan
awan panas cenderung menurun pada akhir Januari 2021. Padahal, data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, terjadi puluhan kali luncuran awan panas pada 27 Januari.
"Pada 27 Januari terjadi 52 kali erupsi awan panas dengan luncuran maksimum tiga kilometer. Sementara, saat itu terjadi guguran empat kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Senin, 1 Februari 2021.
Saat terjadi luncuran awan panas puluhan kali itu, juga terjadi 52 kali gempa awan panas. Selain itu, gempa guguran terjadi 274 kali.
Setelah 27 Januari, aktivitas erupsi awan panas cenderung menurun. Termasuk lava pijar yang sempat sering terjadi pada beberapa waktu sebelumnya.
Hanik mengatakan, terjadi erupsi awan panas sekali pada 28 Januari. Saat itu luncuran awan panas maksimum dua kilometer ke arah barat daya.
Baca juga:
Viral Video Buaya Membawa Potongan Manusia di Bangkalan Bikin Heboh
"Kemudian juga terjadi guguran lava pijar 15 kali. Luncurannya maksimum satu kilometer dari puncak," lanjut dia.
Hari berikutnya pada 29 Januari, terjadi dua kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran 300 meter. Adapun gempa guguran terjadi 103 kali.
Lalu, pada 30 Januari terjadi 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 600 meter dari puncak. Sementara, gempa guguran terjadi 90 kali.
"Pada 31 Januari, guguran lava terjadi 23 kali dengan jarak luncur satu kilometer. Terjadi juga awan panas sekali ke barat daya," kata dia.
Hanik mengingatkan masyarakat di lereng Gunung Merapi bahwa potensi bahaya masih tinggi. Sejak Senin dinihari, 1 Februari, terjadi enam kali lava pijar dan dua kali guguran lava.
"Status Gunung Merapi masih siaga dan jarak aman aktivitas manusia masih radius 5 kilometer dari puncak," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)