Surabaya: Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut massa yang menolak keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya, Jawa Timur, merupakan demonstran bayaran. Gatot mengatakan, keberadaan KAMI membawa berkah untuk demonstran bayaran.
"Keberadaan KAMI ini menjadi berkah. Kalau perlu besok demonya yang banyak. Artinya, ada rezeki bagi rekan-rekan kita yang memerlukan uang untuk ikut demo," kata Gatot, di Masjid As-salam Puri Mas Surabaya, Senin, 28 September 2020.
Gatot memaklumi para demonstran rela turun ke jalan demi rupiah. Lantaran pandemi covid-19 membawa dampak buruk pada perekonomian masyarakat.
"Mungkin saja ayahnya baru saja di PHK, dan memerlukan uang untuk keluarganya," terangnya.
Gatot mengimbau para demonstran bersyukur dengan keberadaan KAMI. Lantaran, keberadaan KAMI membawa rezeki bagi demonstran.
"Yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima," ujarnya.
Baca: Penyataan Gatot Nurmatyo Diminta Sesuai Data Agar Tak Berbau Drama
Gatot menyebut, kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim lebih baik. Karena, anggota KAMI mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli bensin menuju Gedung Juang 45.
"Maka, semua saya ajak berdoa agar semua yang demo di Jabalnur dan Gedung Juang 45, kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan membawa uang sekadarnya untuk keluarganya," jelasnya.
Sementara itu, salah satu deklarator dan Presidium KAMI Pusat, Rochmat Wahab, menambahkan KAMI tidak pernah berniat menjadi musuh pemerintah. Pihaknya tidak menggunakan cara-cara yang tidak beretika.
"Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas," kata Wahab.
Gatot menyebut, kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim lebih baik. Karena, anggota KAMI mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli bensin menuju Gedung Juang 45.
"Maka, semua saya ajak berdoa agar semua yang demo di Jabalnur dan Gedung Juang 45, kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan membawa uang sekadarnya untuk keluarganya," jelasnya.
Sementara itu, salah satu deklarator dan Presidium KAMI Pusat, Rochmat Wahab, menambahkan KAMI tidak pernah berniat menjadi musuh pemerintah. Pihaknya tidak menggunakan cara-cara yang tidak beretika.
"Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas," kata Wahab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
