Bandung: Pedagang warung atau kelontong di Kota Bandung, Jawa Barat, belum mengetahui secara detail aturan terkait larangan menjual rokok eceran. Bahkan hingga kini para pedagang masih melayani pembeli rokok eceran atau perbatang.
"Duh belum tahu aturannya seperti apa. Asa makin aneh-aneh aturan sekarang mah," kata salah seorang pedagang kelontongan di kawasan Jalan Suniaraja, Kota Bandung, Hanim, Rabu, 31 Juli 2024.
Hanim mengaku hingga kini masih melayani masyarakat yang memberi rokok eceran. Pasalnya, lanjut Asep, keuntungan menjual rokok eceran lebih besar dibandingkan menjual perbungkus.
"Ya kalau dilihat dari untungnya, ya untung ngejual batangan. Kalau bungkusan mah paling untungnya paling gede itu dua ribu (rupiah) sampai empat ribu (rupiah)," jelas Hanim.
Hal senada pun diungkapkan Ahmad, pedagang asongan di Tugu Simpang Lima. Ahmad pun tetap menjual secara batangan, terutama ke sopir angkot yang menjadi langganan dia ketika lampu merah.
"Mana ada sopir-sopir angkot beli bungkusan, pasti batangan lah. Jadi ya tetap aja jual batangan. Lagian sok araraneh wae aya aturan siga kitu (lagian suka aneh-aneh aja ada aturan seperti itu)," ungkap Ahmad.
Berdasarkan pantauan Medcom.id disejumlah pedagang kelongtongan dan asongan, nampak masih banyak masyarakat yang membeli rokok eceran dengan dalih lebih hemat.
"Ya kan kalau beli batangan mah, misal beli dua, udah abis ya udah. Kalau beli bungkusan mah, ngerasa masih ada terus aja ngebul," ungkap salah seorang pembeli rokok eceran di warung kelontongan Jalan Suniaraja.
Bandung: Pedagang warung atau kelontong di Kota Bandung, Jawa Barat, belum mengetahui secara detail aturan terkait larangan menjual
rokok eceran. Bahkan hingga kini para pedagang masih melayani pembeli rokok eceran atau perbatang.
"Duh belum tahu aturannya seperti apa. Asa makin aneh-aneh aturan sekarang mah," kata salah seorang pedagang kelontongan di kawasan Jalan Suniaraja, Kota Bandung, Hanim, Rabu, 31 Juli 2024.
Hanim mengaku hingga kini masih melayani masyarakat yang memberi rokok eceran. Pasalnya, lanjut Asep, keuntungan menjual rokok eceran lebih besar dibandingkan menjual perbungkus.
"Ya kalau dilihat dari untungnya, ya untung ngejual batangan. Kalau bungkusan mah paling untungnya paling gede itu dua ribu (rupiah) sampai empat ribu (rupiah)," jelas Hanim.
Hal senada pun diungkapkan Ahmad, pedagang asongan di Tugu Simpang Lima. Ahmad pun tetap menjual secara batangan, terutama ke sopir angkot yang menjadi langganan dia ketika lampu merah.
"Mana ada sopir-sopir angkot beli bungkusan, pasti batangan lah. Jadi ya tetap aja jual batangan. Lagian sok araraneh wae aya aturan siga kitu (lagian suka aneh-aneh aja ada aturan seperti itu)," ungkap Ahmad.
Berdasarkan pantauan Medcom.id disejumlah pedagang kelongtongan dan asongan, nampak masih banyak masyarakat yang membeli rokok eceran dengan dalih lebih hemat.
"Ya kan kalau beli batangan mah, misal beli dua, udah abis ya udah. Kalau beli bungkusan mah, ngerasa masih ada terus aja ngebul," ungkap salah seorang pembeli rokok eceran di warung kelontongan Jalan Suniaraja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)