Bandung: Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya untuk menstabilkan harga dan ketersediaan beras di seluruh daerah. Sejumlah faktor seperti terjadinya badai El Nino, disebut sebagai penyebab kelangkaan dan kenaikan harga beras yang terjadi.
Plt Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, mengatakan, sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga telah menjadi perhatian pemerintah saat ini. Oleh karena itu menurutnya, perlu dilakukan rapat koordinasi antara presiden dengan kementerian.
"Memang ongkos produksinya naik, di pupuknya naik, kemarin dampak dari el Nino kekeringan, kemudian air juga kurang sehingga panennya itu berkurang, sehingga hasilnya berkurang otomatis harga naik. Dan ini bisa jadi antisipasi melalui rakornas dan ratas tentunya dengan persetujuan bapak presiden dan bapak menteri," kata Sarwo, di Bandung, Jumat, 16 Februari 2024.
Pada tahun lalu, kata Sarwo, pihaknya telah mendatangkan beras dari beberapa negara ke Indonesia. Tahun ini, pemerintah juga berencana melakukan impor beras sebagai salah satu cara untuk mengatasi kenaikan dan ketersediaan.
"Kita tahun lalu juga mendatangkan beras dari beberapa negara untuk diimpor ke kita ke Indonesia, rencana dari Thailand. Tahun kemarin 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi," kata dia.
Selain itu, Sarwo mengatakan, pihaknya memastikan ketersediaan beras aman menjelang bulan Ramadan. Dia juga mengatakan, saat ini belum ada temuan soal kasus penimbunan beras.
"Enggak, karena memang waktu tanam kita mundur, sehingga waktu panen kita juga mundur. Itu sebagai konsekuensi itu dari adanya El Nino. Sampai saat ini belum. Jadi masih berjalan normal, sehingga mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa normal," kata Sarwo.
Bandung: Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya untuk menstabilkan harga dan ketersediaan beras di seluruh daerah. Sejumlah faktor seperti terjadinya badai El Nino, disebut sebagai penyebab kelangkaan dan
kenaikan harga beras yang terjadi.
Plt Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, mengatakan, sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga telah menjadi perhatian pemerintah saat ini. Oleh karena itu menurutnya, perlu dilakukan rapat koordinasi antara presiden dengan kementerian.
"Memang ongkos produksinya naik, di pupuknya naik, kemarin dampak dari el Nino kekeringan, kemudian air juga kurang sehingga panennya itu berkurang, sehingga hasilnya berkurang otomatis harga naik. Dan ini bisa jadi antisipasi melalui rakornas dan ratas tentunya dengan persetujuan bapak presiden dan bapak menteri," kata Sarwo, di Bandung, Jumat, 16 Februari 2024.
Pada tahun lalu, kata Sarwo, pihaknya telah mendatangkan beras dari beberapa negara ke Indonesia. Tahun ini, pemerintah juga berencana melakukan impor beras sebagai salah satu cara untuk mengatasi kenaikan dan ketersediaan.
"Kita tahun lalu juga mendatangkan beras dari beberapa negara untuk diimpor ke kita ke Indonesia, rencana dari Thailand. Tahun kemarin 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi," kata dia.
Selain itu, Sarwo mengatakan, pihaknya memastikan ketersediaan beras aman menjelang bulan Ramadan. Dia juga mengatakan,
saat ini belum ada temuan soal kasus penimbunan beras.
"Enggak, karena memang waktu tanam kita mundur, sehingga waktu panen kita juga mundur. Itu sebagai konsekuensi itu dari adanya El Nino. Sampai saat ini belum. Jadi masih berjalan normal, sehingga mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa normal," kata Sarwo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)