Malang: Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri baru saja membongkar pabrik narkoba atau Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Dalam menjalankan aksinya, pabrik ini dikendalikan oleh seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia, berinisial KENT, yang saat ini masih dalam pencarian atau buron (DPO).
"Peran WNA ini yang mengendalikan itu semua, yang memberikan tutorial untuk pembuatan ini, bagaimana cara membuatnya, bagaimana campurannya, itu dikendalikan oleh yang bersangkutan ini yang sekarang sedang kita buru," kata Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, saat konferensi pers, Rabu 3 Juli 2024.
Dalam pengungkapan Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia ini, ada lima orang tersangka yang ditangkap, masing-masing berinisial YC (23), FP (21), DA (24), AR (21) dan SS (28). Wahyu mengaku bahwa kelima tersangka ini tidak saling mengenal dengan WNA inisial KENT.
"Mereka (lima tersangka) itu kan ada yang merekrut. Jadi antara (WNA) yang di Malaysia tadi dengan mereka yang disini tidak kenal. Karena ada yang merekrut di tengah-tengah mereka. Ini juga sedang kita lakukan pencarian," bebernya.
Saat ini, polisi masih memburu keberadaan WNA inisial KENT. Selain itu, polisi juga tengah mendalami sosok perantara antara lima tersangka dengan KENT tersebut.
"Ada orang-orang di tengah-tengah ini yang menjadi perantaranya, yang merekrut disini. Jadi semacam mereka berusaha untuk memutus antara peracik, koki, dan juga mereka yang mengedarkan di Jakarta pun itu orangnya mereka tidak saling kenal. Tapi pasti ada orang yang di tengah-tengah ini yang mengenal mereka semua, ini yang terus akan kita lakukan pengembangan," jelasnya.
Wahyu mengaku, kelima tersangka ini ditangkap di lokasi kejadian pada Selasa, 2 Juli 2024 pukul 12.30 WIB. Usia dari kelima tersangka ini rata-rata berada di kisaran 20 tahun.
"Ada di antara para pelaku ini kalau dikatakan ya mereka pengangguran, mereka mencari pekerjaan, diantara mereka juga ada beberapa orang yang juga mantan residivis narkoba juga," imbuhnya.
Malang: Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri baru saja membongkar pabrik narkoba atau Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Dalam menjalankan aksinya, pabrik ini dikendalikan oleh seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia, berinisial KENT, yang saat ini masih dalam pencarian atau buron (DPO).
"Peran WNA ini yang mengendalikan itu semua, yang memberikan tutorial untuk pembuatan ini, bagaimana cara membuatnya, bagaimana campurannya, itu dikendalikan oleh yang bersangkutan ini yang sekarang sedang kita buru," kata Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, saat konferensi pers, Rabu 3 Juli 2024.
Dalam pengungkapan Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia ini, ada lima orang tersangka yang ditangkap, masing-masing berinisial YC (23), FP (21), DA (24), AR (21) dan SS (28). Wahyu mengaku bahwa kelima tersangka ini tidak saling mengenal dengan WNA inisial KENT.
"Mereka (lima tersangka) itu kan ada yang merekrut. Jadi antara (WNA) yang di Malaysia tadi dengan mereka yang disini tidak kenal. Karena ada yang merekrut di tengah-tengah mereka. Ini juga sedang kita lakukan pencarian," bebernya.
Saat ini, polisi masih memburu keberadaan WNA inisial KENT. Selain itu, polisi juga tengah mendalami sosok perantara antara lima tersangka dengan KENT tersebut.
"Ada orang-orang di tengah-tengah ini yang menjadi perantaranya, yang merekrut disini. Jadi semacam mereka berusaha untuk memutus antara peracik, koki, dan juga mereka yang mengedarkan di Jakarta pun itu orangnya mereka tidak saling kenal. Tapi pasti ada orang yang di tengah-tengah ini yang mengenal mereka semua, ini yang terus akan kita lakukan pengembangan," jelasnya.
Wahyu mengaku, kelima tersangka ini ditangkap di lokasi kejadian pada Selasa, 2 Juli 2024 pukul 12.30 WIB. Usia dari kelima tersangka ini rata-rata berada di kisaran 20 tahun.
"Ada di antara para pelaku ini kalau dikatakan ya mereka pengangguran, mereka mencari pekerjaan, diantara mereka juga ada beberapa orang yang juga mantan residivis narkoba juga," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)