Malang: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap tiga kelompok terbang (kloter) perantau asal Jawa Timur di Wamena, Jayawijaya, Papua telah dipulangkan. Rombongan pertama datang melalui Semarang berjumlah 43 orang.
Kemudian hari ini, Rabu, 2 Oktober 2019, melalui Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang sejumlah 121 orang. Kloter tiga juga didatangkan hari ini melalui Bandara Juanda Surabaya berjumlah 41 orang.
"Besok rencananya akan datang sekitar 130 orang. Kami menyampaikan terimakasih kepada TNI AU yang telah membantu memudahkan kepulangan warga Jatim yang sedang merantau di Wamena," katanya di Malang, Rabu, 2 Oktober 2019.
Khofifah menyempatkan berdialog langsung dengan para perantau, usai turun dari pesawat. Dia menanyakan kondisi, keadaan, dan keluarga yang akan mereka tuju begitu sampai ke daerah asal.
Dia menjamin semua perantau yang dipulangkan telah masuk pendataan Pemprov Jatim. Pendataan penting dilakukan bila nanti dibutuhkan pemerintah pusat.
"Jika suatu saat ada konsesi dari pemerintah pusat, misalnya toko atau rumah yang terbakar, sehingga mereka bisa bekerja kembali kesana, kita sudah siapkan datanya. Inilah pentingnya mereka diidentifikasi untuk mengetahui data dan jumlah perantaunya. Sebab mereka banyak yang tidak sempat membawa KTP," jelasnya.
Mantan Menteri Sosial ini menyebutkan ada beberapa dari perantau dalam kondisi kurang sehat. Perantau tersebut langsung diantar ke RSUD Saiful Anwar untuk menjalani perawatan dan pemeriksaan medis dengan biaya dari Pemprov Jatim.
"Yang hari ini datang di Juanda juga ada. Yang sakit juga langsung dibawa dengan ambulance ke RSUD Dr Soetomo. Semua layanan ada dalam coverage Pemprov," ungkapnya.
Sebelum dipulangkan ke kabupaten dan kota masing-masing di Jawa Timur, para perantau mendapatkan bantuan dari pemprov Jawa Timur. Mulai dari uang saku, sembako, dan juga pakaian siap pakai.
Kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019 diduga dipicu hoaks. Massa menyerang serta membakar rumah penduduk dan perkantoran.
Akibat peristiwa itu, 33 orang meninggal dan 79 lainnya luka-luka. Sekitar 150 rumah dan toko terbakar. Kantor Bupati Jayawijaya dan sejumlah gedung pemerintah juga ikut dibakar.
Malang: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap tiga kelompok terbang (kloter) perantau asal Jawa Timur di Wamena, Jayawijaya, Papua telah dipulangkan. Rombongan pertama datang melalui Semarang berjumlah 43 orang.
Kemudian hari ini, Rabu, 2 Oktober 2019, melalui Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang sejumlah 121 orang. Kloter tiga juga didatangkan hari ini melalui Bandara Juanda Surabaya berjumlah 41 orang.
"Besok rencananya akan datang sekitar 130 orang. Kami menyampaikan terimakasih kepada TNI AU yang telah membantu memudahkan kepulangan warga Jatim yang sedang merantau di Wamena," katanya di Malang, Rabu, 2 Oktober 2019.
Khofifah menyempatkan berdialog langsung dengan para perantau, usai turun dari pesawat. Dia menanyakan kondisi, keadaan, dan keluarga yang akan mereka tuju begitu sampai ke daerah asal.
Dia menjamin semua perantau yang dipulangkan telah masuk pendataan Pemprov Jatim. Pendataan penting dilakukan bila nanti dibutuhkan pemerintah pusat.
"Jika suatu saat ada konsesi dari pemerintah pusat, misalnya toko atau rumah yang terbakar, sehingga mereka bisa bekerja kembali kesana, kita sudah siapkan datanya. Inilah pentingnya mereka diidentifikasi untuk mengetahui data dan jumlah perantaunya. Sebab mereka banyak yang tidak sempat membawa KTP," jelasnya.
Mantan Menteri Sosial ini menyebutkan ada beberapa dari perantau dalam kondisi kurang sehat. Perantau tersebut langsung diantar ke RSUD Saiful Anwar untuk menjalani perawatan dan pemeriksaan medis dengan biaya dari Pemprov Jatim.
"Yang hari ini datang di Juanda juga ada. Yang sakit juga langsung dibawa dengan ambulance ke RSUD Dr Soetomo. Semua layanan ada dalam coverage Pemprov," ungkapnya.
Sebelum dipulangkan ke kabupaten dan kota masing-masing di Jawa Timur, para perantau mendapatkan bantuan dari pemprov Jawa Timur. Mulai dari uang saku, sembako, dan juga pakaian siap pakai.
Kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019 diduga dipicu hoaks. Massa menyerang serta membakar rumah penduduk dan perkantoran.
Akibat peristiwa itu, 33 orang meninggal dan 79 lainnya luka-luka. Sekitar 150 rumah dan toko terbakar. Kantor Bupati Jayawijaya dan sejumlah gedung pemerintah juga ikut dibakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)