Bandung: Intitut Teknologi Bandung (ITB) menilai M. Jusuf Kalla berhasil melakukan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat baik dari sistem perusahaan maupun pemerintahan. Terdapat empat keberhasilan Jusuf Kalla yang menjadi pertimbangan untuk disematkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa.
Ketua Tim Promotor, Abdul Hakim Halim, mengatakan keberhasilan yang pertama yakni perusahaan PT Bukaka Teknik Utama Tbk yang didirikan Jusuf Kalla pada 1978 silam. Perusahaan di bidang otomotif itu kini berkembang di tangan Jusuf Kalla hingga merambah ke bidang infrastuktur dan industri konstruksi.
"Bahkan sekarang telah menjangkau bisnis bidang energi, pertambangan, perdagangan dan jasa. Sehingga PT Bukaka menjadi perusahaan yang berkembang, salah satu dari lima produsen garbarata di dunia," kata Abdul dalam sambutan penganugerahan gelar di Aula Barat ITB, Jalan Ganesa, Kota Bandung, Senin, 13 Januari 2020.
Keberhasilan kedua yakni kebijakan konvensi dari minyak tanah ke LPG pada 2006 yang dimotori oleh Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden. Konversi itu pun dinilai berdampak positif bagi perekonomian di Indonesia saat itu, dan kini masih berlanjut diterapkan.
"Mampu diversifikasi menjadi pasokan energi. Efisien anggaran pemerintah melalui pengurangan subsidi. Lalu meningkatkan devisa melalui impor. Jelas kebijakan ini merupakan upaya peningkatan produktivitas yang penuh inovasi pada sektot publik," jelas Abdul.
Sementara keberhasilan ketiga yaitu program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang digulirkan pada 2009 dinilai mampu tidak menimbulkan kegaduhan karena bersamaan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Ketika pemerintah sudah memutuskan untuk menaikkan harga BBM yang mencapai angka cukup tinggi, namun keadaan tersebut diikuti dengan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan BLT," ungkap Abdul.
Keberhasilan terakhir yang dilakukan Jusuf Kalla yakni pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makasar. JK dinilai berhasil membangun bandara tersebut ditengah rasa pesimis karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan pembangunan.
"Maka M. Jusuf Kalla mewujudkan mimpinya untuk keluar dari stigma itu, dan berhasil membangun Bandara Sultan Hasanuddin sebagai masterpiece anak bangsa dengan biaya yang relatif murah," pungkas Abdul.
Bandung: Intitut Teknologi Bandung (ITB) menilai M. Jusuf Kalla berhasil melakukan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat baik dari sistem perusahaan maupun pemerintahan. Terdapat empat keberhasilan Jusuf Kalla yang menjadi pertimbangan untuk disematkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa.
Ketua Tim Promotor, Abdul Hakim Halim, mengatakan keberhasilan yang pertama yakni perusahaan PT Bukaka Teknik Utama Tbk yang didirikan Jusuf Kalla pada 1978 silam. Perusahaan di bidang otomotif itu kini berkembang di tangan Jusuf Kalla hingga merambah ke bidang infrastuktur dan industri konstruksi.
"Bahkan sekarang telah menjangkau bisnis bidang energi, pertambangan, perdagangan dan jasa. Sehingga PT Bukaka menjadi perusahaan yang berkembang, salah satu dari lima produsen garbarata di dunia," kata Abdul dalam sambutan penganugerahan gelar di Aula Barat ITB, Jalan Ganesa, Kota Bandung, Senin, 13 Januari 2020.
Keberhasilan kedua yakni kebijakan konvensi dari minyak tanah ke LPG pada 2006 yang dimotori oleh Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden. Konversi itu pun dinilai berdampak positif bagi perekonomian di Indonesia saat itu, dan kini masih berlanjut diterapkan.
"Mampu diversifikasi menjadi pasokan energi. Efisien anggaran pemerintah melalui pengurangan subsidi. Lalu meningkatkan devisa melalui impor. Jelas kebijakan ini merupakan upaya peningkatan produktivitas yang penuh inovasi pada sektot publik," jelas Abdul.
Sementara keberhasilan ketiga yaitu program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang digulirkan pada 2009 dinilai mampu tidak menimbulkan kegaduhan karena bersamaan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Ketika pemerintah sudah memutuskan untuk menaikkan harga BBM yang mencapai angka cukup tinggi, namun keadaan tersebut diikuti dengan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan BLT," ungkap Abdul.
Keberhasilan terakhir yang dilakukan Jusuf Kalla yakni pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makasar. JK dinilai berhasil membangun bandara tersebut ditengah rasa pesimis karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan pembangunan.
"Maka M. Jusuf Kalla mewujudkan mimpinya untuk keluar dari stigma itu, dan berhasil membangun Bandara Sultan Hasanuddin sebagai masterpiece anak bangsa dengan biaya yang relatif murah," pungkas Abdul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)