ilustrasi/Medcom.id
ilustrasi/Medcom.id

Perajin Tahu dan Tempe Pusing Harga Kedelai Naik Lagi

Media Indonesia • 12 Oktober 2022 16:59
Tasikmalaya: Pengurus dan anggota yang tergabung dalam koperasi perajin tahu dan tempe Indonesia (Kopti) bersama himpunan perajin tahu tempe (HPT2) Tasikmalaya, Jawa Barat, mengeluhkan harga bahan baku tempe dan tahu naik. Sebelumnya harga kedelai hanya sekitar Rp11 ribu, sekarang menjadi Rp13 ribu per kilogram.
 
Kenaikan tersebut, menyebabkan para perajin tahu dan tempe terpaksa harus mengurangi adonan. Seorang perajin tempe di Kampung Sukamaju, Kelurahan Panglayungan, Kecamatan Cipedes, Aep Saepudin, 30, mengatakan kebutuhan bahan baku yang terjadi sekarang membuat para perajin kelimpungan.
 
Namun, kenaikan harga kedelai telah menyebabkan para perajin mengeluhkan hingga semua terpaksa memperkecil produksi dibanding merugi.

"Para pedagang tahu tempe di Tasikmalaya memang sebelumnya melakukan aksi protes kepada pemerintah atas naiknya harga bahan baku kedelai. Namun, perajin pasrah dan usaha yang dilakukannya memperkecil adonan tapi setelah harganya naik ke angka Rp13 ribu tak bisa berbuat banyak malah sekarang perajin tahu tempe banyak gulung tikar," kata Aep, Rabu, 21 Oktober 2022.
 
Ia mengatakan kenaikan kedelai tidak hanya dikeluhkan satu perajin tempe, tapi banyak. Para perajin terpaksa mengecilkan ukuran tempe demi tetap bertahan hidup sambil menunggu harga kedelai turun.
 
Baca: Kedelai Mahal Lagi, Perajin Tempe Tahu se-Jabar Ancam Mogok Produksi
 
"Kami produksi tempe ini untuk kebutuhan di pasar tradisional dan jika tidak memproduksi penghasilan itu dari mana. Saya, tetap harus memproduksinya guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari meski semua hasilnya telah disiasati dari ukuran dan kalau tidak seperti ini dipastikan perajin akan merugi," ujarnya.
 
Sementara, Sekretaris Himpunan Perajin tahu tempe (HPT2) Tasikmalaya, Imin Muslimin, mengatakan, kenaikan harga kedelai sangat merasakannya menyusahkan perajin. Mereka harus putar otak agar usahanya tetap berjalan.
 
"Kami tidak akan melakukan aksi mogok atas kenaikan harga kedelai Rp13 ribu per kilogram tetapi selama ini agar perajin tahu dan tempe supaya bisa mengatur ukuran produksi. Akan tetapi, kami juga tetap meminta supaya pemerintah mengambil kebijakan seperti mengadakannya kedelai lokal dipastikan bagi para perajin tahu tempe akan memakainya ketimbang mereka menjadi pengangguran," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan