medcom.id, Maros: Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri ulang tahun ke 14 Pesantren Nahdhatul Ulum Maros, Sulawesi Selatan. Dalam pidatonya, JK menyebut santri pesantren sebaiknya juga dibekali ilmu praktis lain agar bisa membangun masyarakat.
Hal itu terpikirkan pria asal Makassar ini karena melihat posisi Pondok Pesantren Nahdhatul Ulum yang berdekatan dengan sebuah lembaga pendidikan pertanian. Alangkah elok jika santri yang ada di pondok pesantren juga dibekali dengan ilmu-ilmu pertanian.
"Nanti kalau dia ke kampung dan kota, dia mempunyai kemampuan untuk mendorong masyarakat agar lebih baik. Dia bukan hanya bicara halal dan haram. Bukan hanya bicara ibadah, tapi juga bicara bagaimana cara menanam jagung dan padi. Kalau ustaz bicara begitu biasanya jauh lebih gampang diterima masyarakat dibandingkan insinyur," kata JK dalam sambutannya di Pondok Pesantren Nahdhatul Ulum, Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6/2015).
Biasanya, kata JK, jika seorang ustaz berbicara tentang cara bercocok tanam akan lebih mudah diterima masyarakat. Tentu saja, tindakan itu akan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat di lingkungan tersebut.
Dia mengatakan setiap manusia tak hanya fokus dalam kebaikan akhirat semata. Tapi juga kebaikan dunia harus dilaksanakan agar kehidupan tetap seimbang.
Lanjut JK, jika lulusan pesantren memiliki ilmu pertanian yang baik keuntungan akan diperoleh daerah dan masyarakat. Untuk daerah, pemerintah daerah tak perlu lagi merekrut penyuluh pertanian untuk mengembangkan pertanian di desa dan kampung.
"Agar pak Gubernur tidak bayar lagi para penyuluh pertanian. Kalau ustaz jadi penyuluh pertanian bisa jadi lebih baik karena dia tinggal di desa itu," kata JK disambut tawa seluruh undangan yang hadir.
Dalam kunjungan ke Ponpes Nahdhatul Ulum, JK didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
medcom.id, Maros: Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri ulang tahun ke 14 Pesantren Nahdhatul Ulum Maros, Sulawesi Selatan. Dalam pidatonya, JK menyebut santri pesantren sebaiknya juga dibekali ilmu praktis lain agar bisa membangun masyarakat.
Hal itu terpikirkan pria asal Makassar ini karena melihat posisi Pondok Pesantren Nahdhatul Ulum yang berdekatan dengan sebuah lembaga pendidikan pertanian. Alangkah elok jika santri yang ada di pondok pesantren juga dibekali dengan ilmu-ilmu pertanian.
"Nanti kalau dia ke kampung dan kota, dia mempunyai kemampuan untuk mendorong masyarakat agar lebih baik. Dia bukan hanya bicara halal dan haram. Bukan hanya bicara ibadah, tapi juga bicara bagaimana cara menanam jagung dan padi. Kalau ustaz bicara begitu biasanya jauh lebih gampang diterima masyarakat dibandingkan insinyur," kata JK dalam sambutannya di Pondok Pesantren Nahdhatul Ulum, Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6/2015).
Biasanya, kata JK, jika seorang ustaz berbicara tentang cara bercocok tanam akan lebih mudah diterima masyarakat. Tentu saja, tindakan itu akan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat di lingkungan tersebut.
Dia mengatakan setiap manusia tak hanya fokus dalam kebaikan akhirat semata. Tapi juga kebaikan dunia harus dilaksanakan agar kehidupan tetap seimbang.
Lanjut JK, jika lulusan pesantren memiliki ilmu pertanian yang baik keuntungan akan diperoleh daerah dan masyarakat. Untuk daerah, pemerintah daerah tak perlu lagi merekrut penyuluh pertanian untuk mengembangkan pertanian di desa dan kampung.
"Agar pak Gubernur tidak bayar lagi para penyuluh pertanian. Kalau ustaz jadi penyuluh pertanian bisa jadi lebih baik karena dia tinggal di desa itu," kata JK disambut tawa seluruh undangan yang hadir.
Dalam kunjungan ke Ponpes Nahdhatul Ulum, JK didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)