medcom.id, Malang: Masih banyak pedagang maupun konsumen di Malang, Jawa Timur, tak mengetahui soal apel impor yang terkontaminasi bakteri berbahaya. Namun pedagang mengaku konsumen lebih berminat membeli apel impor ketimbang lokal.
Ali, seorang pedagang di Jalan Taman Makam Pahlawan Tumpang, mengaku kemasan dan label apel impor lebih menarik minat konsumen. Selain itu, harganya pun lebih terjangkau ketimbang apel lokal.
"Kalau eceran kami jual harganya Rp6 ribu per buah, tapi kalau sekilo Rp20 ribu rupiah bisa isi 4 atau 5 tergantung ukuran apel untuk impor. Kalau apel lokal sekitar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilo. Tapi isinya lebih banyak, karena ukurannya lebih kecil," kata Ali di Malang, Selasa (27/1/2015).
Terkait imbauan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) soal larangan menjual apel impor, Ali mendukungnya. Tapi ia meminta agar pemerintah turut serta mengendalikan harga dan mengemas apel lokal lebih baik agar semakin diminati konsumen.
"Iya kalau apel impor kelihatan segar tapi lebih murah. Kalau apel lokal dengan kondisi bagus harganya lebih mahal, Rp30 ribu hingga Rp35 ribu. Kalau mau murah, kulitnya pucat," aku Ida, seorang konsumen.
Larangan Kemendag dan Kementan itu menyusul temuan bakteri Listeria monocytogenesis pada apel berlabel Granny Smith dan Gala. Apel dengan dua merek itu diimpor dari California, Amerika Serikat.
Di negara asalnya, dua apel itu dilarang beredar. Sebab, apel-apel itu terinfeksi Bactery listeria monocytogenesis. Bakteri itu berbahaya dan berpotensi mengakibatkan keguguran pada ibu hamil serta infeksi meningitis pada bayi maupun balita.
Dua apel itu nyaris memakan korban di California. Dua warga kritis dan menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
medcom.id, Malang: Masih banyak pedagang maupun konsumen di Malang, Jawa Timur, tak mengetahui soal apel impor yang terkontaminasi bakteri berbahaya. Namun pedagang mengaku konsumen lebih berminat membeli apel impor ketimbang lokal.
Ali, seorang pedagang di Jalan Taman Makam Pahlawan Tumpang, mengaku kemasan dan label apel impor lebih menarik minat konsumen. Selain itu, harganya pun lebih terjangkau ketimbang apel lokal.
"Kalau eceran kami jual harganya Rp6 ribu per buah, tapi kalau sekilo Rp20 ribu rupiah bisa isi 4 atau 5 tergantung ukuran apel untuk impor. Kalau apel lokal sekitar Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilo. Tapi isinya lebih banyak, karena ukurannya lebih kecil," kata Ali di Malang, Selasa (27/1/2015).
Terkait imbauan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) soal larangan menjual apel impor, Ali mendukungnya. Tapi ia meminta agar pemerintah turut serta mengendalikan harga dan mengemas apel lokal lebih baik agar semakin diminati konsumen.
"Iya kalau apel impor kelihatan segar tapi lebih murah. Kalau apel lokal dengan kondisi bagus harganya lebih mahal, Rp30 ribu hingga Rp35 ribu. Kalau mau murah, kulitnya pucat," aku Ida, seorang konsumen.
Larangan Kemendag dan Kementan itu menyusul temuan bakteri Listeria monocytogenesis pada apel berlabel Granny Smith dan Gala. Apel dengan dua merek itu diimpor dari California, Amerika Serikat.
Di negara asalnya, dua apel itu dilarang beredar. Sebab, apel-apel itu terinfeksi Bactery listeria monocytogenesis. Bakteri itu berbahaya dan berpotensi mengakibatkan keguguran pada ibu hamil serta infeksi meningitis pada bayi maupun balita.
Dua apel itu nyaris memakan korban di California. Dua warga kritis dan menjalani perawatan di rumah sakit setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)