Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Pekanbaru, Riau, Kamis (5/3). Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar di Pekanbaru, Riau, Kamis (5/3). Foto: Antara/Rony Muharrman

El Nino Moderat Picu Meluasnya Kebakaran Lahan

Wandi Yusuf • 12 Juli 2015 15:19
medcom.id, Jakarta: Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin meningkat. Adanya pengaruh El Nino moderat akan menyebabkan kondisi cuaca lebih kering dan musim kemarau lebih panjang hingga November mendatang.
 
"Karhutla akan mudah terjadi di Sumatera dan Kalimantan jika tidak diantisipasi dengan baik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan persnya, Minggu (12/7/2015). Ia memperkirakan bencana asap dapat berulang dan menimbulkan dampak besar jika tak segera diatasi.
 
Kerugian ekonomi karlahut di Riau pada Februari-April 2014 sekitar Rp20 triliun, 2.398 hektar cagar biosfer terbakar, 21.914 hektar lahan terbakar, 58.000 orang menderita ISPA, dan sekolah diliburkan.
 
Pantauan satelit Modis hari ini terdapat 237 hotspot di Sumatera yaitu 167 hotspot di Riau, 37 di Sumut, 14 di Sumsel, 18 di Jambi, dan 1 di Lampung. Asap telah menyebabkan jarak pandang turun di Pekanbaru menjadi tiga kilometer, Dumai satu kilometer, dan Pelalawan tiga kilometer. "Kualitas udara di Kota Pekanbaru dalam kategori tidak sehat," kata Sutopo.
 
Sebagai upaya menanggulangi semakin merembetnya kebakaran, BNPB bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup, dan TNI Angkatan Udara terus melaksanakan hujan buatan di Riau dan Sumatera Selatan.

Di Riau hujan buatan dilakukan sejak 22 Juni hingga sekarang dengan pesawat CN-295 TNI AU. Sebanyak 36,5 ton garam (NaCl) telah ditaburkan ke dalam awan dari pesawat sebanyak 21 kali penerbangan. Di Sumsel, hujan buatan menggunakan pesawat Casa 212-200 Pelita Air Service sejak 9 Juli dengan menaburkan 5 ton garam.
 
Untuk hujan buatan selama 90 hari di Sumatera dan Kalimantan, BNPB mengalokasikan Rp40 miliar. "Biaya ini sebagian besar untuk operasional pesawat terbang," katanya. Pemda Kalbar juga sudah mengajukan dilakukan hujan buatan mengatasi karhutla.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan