medcom.id, Lombok: Erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih terus berlangsung meskipun dengan intensitas lebih kecil dibandingkan minggu lalu.
Berdasarkan pos pengamatan PVMBG di Sembalun pada Sabtu, 14 November, pukul 11.00 WIB, asap letusan putih-kelabu tebal, dengan tinggi sekitar 1.600 meter condong ke barat-barat daya. Dari kegempaan, tremor berlangsung terus-menerus dengan amplitudo maksimum 1-25 mm, dominan 9-10 mm.
"Letusan tertinggi mencapai 2.000 meter dari puncak Gunung Barujari atau sekitar 4.350 meter dari permukaan laut. Status masih waspada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, lahar panas mengarah ke arah Timur dan utara Gunung Barujari. "Diperkirakan sudah terjadi penumpukan sebanyak 4,5 juta meter kubik material piroklastik yang dihasilkan sejak erupsi sebelumnya," kata dia.
Dengan adanya peningkatan volume material hasil erupsi di Danau Segara Anak atau Kaldera Gunung Rinjani, tinggi muka air danau menjadi naik. Sutopo mengimbau masyarakat untuk waspada jika terjadi hujan deras di puncak Gunung Rinjani.
"Dikhawatirkan dapat menyebabkan banjir di sepanjang Sungai Kokok Putih akibat luapan Danau Segara Anak. Saya imbau masyarakat tidak beraktivitas di dekat Sungai Kokok Putih saat mendung atau hujan di Puncak Gunung Rinjani," kata dia.
BNPB memantau hujan abu masih berlangsung dan jatuh di beberapa desa di bagian barat-barat daya Gunung Rinjani. Namun, belum ada upaya pengungsian dan kondisi penerbangan di bandara masih normal.
medcom.id, Lombok: Erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih terus berlangsung meskipun dengan intensitas lebih kecil dibandingkan minggu lalu.
Berdasarkan pos pengamatan PVMBG di Sembalun pada Sabtu, 14 November, pukul 11.00 WIB, asap letusan putih-kelabu tebal, dengan tinggi sekitar 1.600 meter condong ke barat-barat daya. Dari kegempaan, tremor berlangsung terus-menerus dengan amplitudo maksimum 1-25 mm, dominan 9-10 mm.
"Letusan tertinggi mencapai 2.000 meter dari puncak Gunung Barujari atau sekitar 4.350 meter dari permukaan laut. Status masih waspada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, lahar panas mengarah ke arah Timur dan utara Gunung Barujari. "Diperkirakan sudah terjadi penumpukan sebanyak 4,5 juta meter kubik material piroklastik yang dihasilkan sejak erupsi sebelumnya," kata dia.
Dengan adanya peningkatan volume material hasil erupsi di Danau Segara Anak atau Kaldera Gunung Rinjani, tinggi muka air danau menjadi naik. Sutopo mengimbau masyarakat untuk waspada jika terjadi hujan deras di puncak Gunung Rinjani.
"Dikhawatirkan dapat menyebabkan banjir di sepanjang Sungai Kokok Putih akibat luapan Danau Segara Anak. Saya imbau masyarakat tidak beraktivitas di dekat Sungai Kokok Putih saat mendung atau hujan di Puncak Gunung Rinjani," kata dia.
BNPB memantau hujan abu masih berlangsung dan jatuh di beberapa desa di bagian barat-barat daya Gunung Rinjani. Namun, belum ada upaya pengungsian dan kondisi penerbangan di bandara masih normal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)