Yogyakarta: Aktivitas vulkanis Gunung Merapi, sepanjang 12 jam sejak Senin, 11 Oktober 2021, pukul 18.00 WIB hingga Selasa, 12 Oktober 2021, pukul 06.00 WIB didominasi dengan gempa fase banyak atau hybrid sebanyak 139 kali.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Heru Suparwaka, menjelaskan, selama 12 jam tersebut, juga terjadi guguran lava pijar sebanyak 26 kali dengan jarak luncur terjauh 2.000 meter dari puncak dan semuanya mengarah ke barat daya.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 m di atas puncak kawah," katanya, Selasa, 12 Oktober 2021.
Kegempaan, ujarnya, seismogram mencatat terjadi gempa guguran sebanyak 132 kali dengan durasi maksimal 160,2 detik dan amplitudo maksimal 40 milimeter, gempa hembusan sebanyak 22 kali dengan durasi maksimal 46,8 detik dan amplitudo maksimal 9 milimeter.
Baca juga: Replika Boneka 'Squid Game' di Surabaya Diduga Melanggar UU Cagar Budaya
"Gempa lainnya, fase banyak atau hybrid sebanyak 139 kali dengan amplitudo maksimal 10 milimeter dan durasi maksimum 11 detik," imbuh dia.
Gempa tektonik jauh satu kali dan gempa low frequency 4 kali.
Disebutkannya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Status masih Siaga atau Level III. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," terang dia. (Agus Utantoro)
Yogyakarta: Aktivitas vulkanis
Gunung Merapi, sepanjang 12 jam sejak Senin, 11 Oktober 2021, pukul 18.00 WIB hingga Selasa, 12 Oktober 2021, pukul 06.00 WIB didominasi dengan gempa fase banyak atau hybrid sebanyak 139 kali.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Heru Suparwaka, menjelaskan, selama 12 jam tersebut, juga terjadi guguran lava pijar sebanyak 26 kali dengan jarak luncur terjauh 2.000 meter dari puncak dan semuanya mengarah ke barat daya.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 m di atas puncak kawah," katanya, Selasa, 12 Oktober 2021.
Kegempaan, ujarnya, seismogram mencatat terjadi gempa guguran sebanyak 132 kali dengan durasi maksimal 160,2 detik dan amplitudo maksimal 40 milimeter, gempa hembusan sebanyak 22 kali dengan durasi maksimal 46,8 detik dan amplitudo maksimal 9 milimeter.
Baca juga:
Replika Boneka 'Squid Game' di Surabaya Diduga Melanggar UU Cagar Budaya
"Gempa lainnya, fase banyak atau hybrid sebanyak 139 kali dengan amplitudo maksimal 10 milimeter dan durasi maksimum 11 detik," imbuh dia.
Gempa tektonik jauh satu kali dan gempa low frequency 4 kali.
Disebutkannya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Status masih Siaga atau Level III. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," terang dia. (Agus Utantoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)