Mataram: Jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak pertama kali ditemukan pada bulan Mei 2022 kini tinggal 6.097 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Ahmad Nur Aulia, mengatakan jumlah kasus yang muncul hingga 3 Agustus 2022 sebanyak 90.583 ekor yang tersebar di semua daerah di Lombok. Namun angka kesembuhannya tergolong sudah semakin tinggi yaitu sebanyak 84.059 ekor.
"Hingga kini jumlah ternak yang masih sakit atau yang terinfeksi PMK sebanyak 6.097 ekor dari 90 ribuan kasus," kata Nur di Mataram, Jumat, 5 Agustus 2022.
Dia menjelaskan jumlah kesembuhan ternak yang semakin tinggi memunculkan optimisme bahwa kasus ini akan terus berkurang hingga mencapai nol kasus beberapa waktu ke depan.
"Perkembangan jumlah hewan ternak yang sembuh itu tinggi. Apabila sudah bisa mencapai nol kasus itu luar biasa," jelasnya.
Dia mengatakan dukungan dari pemerintah pusat untuk penanganan PMK ini sudah bagus, tinggal ditindaklanjuti di tingkat bawah. Misalnya bagaimana agar kegiatan vaksinasi ternak bisa diimbangi dengan input data di iSIKHNAS yang merupakan sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang termutakhir. Sebab pemerintah pusat kini memberikan penilaian berdasarkan acuan iSIKHNAS.
"Misalnya sudah 90 persen kita lakukan vaksinasi secara riil, namun jika data yang di imput di iSIKHNAS itu belum 90 persen, ya tentu masih menjadi catatan," ujarnya.
Mataram: Jumlah kasus
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada
hewan ternak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (
NTB) sejak pertama kali ditemukan pada bulan Mei 2022 kini tinggal 6.097 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Ahmad Nur Aulia, mengatakan jumlah kasus yang muncul hingga 3 Agustus 2022 sebanyak 90.583 ekor yang tersebar di semua daerah di Lombok. Namun angka kesembuhannya tergolong sudah semakin tinggi yaitu sebanyak 84.059 ekor.
"Hingga kini jumlah ternak yang masih sakit atau yang terinfeksi PMK sebanyak 6.097 ekor dari 90 ribuan kasus," kata Nur di Mataram, Jumat, 5 Agustus 2022.
Dia menjelaskan jumlah kesembuhan ternak yang semakin tinggi memunculkan optimisme bahwa kasus ini akan terus berkurang hingga mencapai nol kasus beberapa waktu ke depan.
"Perkembangan jumlah hewan ternak yang sembuh itu tinggi. Apabila sudah bisa mencapai nol kasus itu luar biasa," jelasnya.
Dia mengatakan dukungan dari pemerintah pusat untuk penanganan PMK ini sudah bagus, tinggal ditindaklanjuti di tingkat bawah. Misalnya bagaimana agar kegiatan vaksinasi ternak bisa diimbangi dengan input data di iSIKHNAS yang merupakan sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang termutakhir. Sebab pemerintah pusat kini memberikan penilaian berdasarkan acuan iSIKHNAS.
"Misalnya sudah 90 persen kita lakukan vaksinasi secara riil, namun jika data yang di imput di iSIKHNAS itu belum 90 persen, ya tentu masih menjadi catatan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)