Banda Aceh: Komisi V DPR Aceh mendapati hal mengejutkan saat mengunjungi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Aceh. Legislatif menemukan makanan yang dikonsumsi para pasien RSJ tidak higienis dan tak layak konsumsi.
Ketua Komisi V DPRA, Falevi Kirani, menyebut berdasarkan pembuatan acuan diterangkan bahwa makanan yang disajikan di RSJ harus higienis dan memenuhi gizi sesuai arahan Ahli Gizi RSJ.
"Namun keadaan sungguh terbalik, ketika membuka box mobil, ternyata bau apek yang menyembur, sungguh kotor, malah sangat kotor dan dinding pelapis triplek dalam kondisi hancur dan sudah berjamur, malah ada ulat pada sisi kiri box mobil," kata Falevi, Senin, 14 November 2022.
Temuan itu pun disebut melanggar kesepakatan kerja antara penyedia catering dan pihak rumah sakit. Ia pun memperingatkan manajemen RSJ segera melakukan audit proses penyiapan hingga distribusi makanan kepada para pasien.
"Penyedia jasa makanan, agar mempunyai hati dan rasa tanggung jawab tidak hanya mengejar keuntungan tetapi lebih memperhatikan makanan yang disajikan karena berpengaruh terhadap penyembuhan pasien, jangan terkesan orang yang terganggu jiwanya akan bertambah parah," jelasnya.
Sementara itu, Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh mengamini temuan legislatif terkait daftar menu yang diatur oleh instalasi gizi tidak sesuai dengan menu makanan yang disediakan.
"Sungguh berbeda yang diantar, pada list buah-buahan seharusnya disediakan jeruk pada jatah makan siang, ternyata malah diganti dengan pisang, penggantian jenis buah-buahan tanpa komunikasi dengan instansi gizi ini di luar kesepakatan," kata Kepala Instalasi gizi RSJ Aceh, Mainel.
Ia menerangkan makanan yang disajikan di RSJ juga harus higienis dan memenuhi gizi termasuk teliti dalam pemilihan menu katering.
Menurut Mainel pihaknya kerap mengingatkan penyedia layanan katering untuk memperbaiki menu makanan agar sesuai acuan kerja.
"Sudah diatur menu yang teratur untuk masing-masing waktu makan, seharusnya pihak rekanan dapat menyiapkan jauh-jauh hari. Sehingga kesan menu tidak tersedia stok tidak akan terjadi," kilahnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Banda Aceh: Komisi V DPR Aceh mendapati hal mengejutkan saat mengunjungi
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Aceh. Legislatif menemukan makanan yang dikonsumsi para pasien RSJ tidak higienis dan tak layak konsumsi.
Ketua Komisi V DPRA, Falevi Kirani, menyebut berdasarkan pembuatan acuan diterangkan bahwa makanan yang disajikan di RSJ harus higienis dan memenuhi gizi sesuai arahan Ahli Gizi RSJ.
"Namun keadaan sungguh terbalik, ketika membuka box mobil, ternyata bau apek yang menyembur, sungguh kotor, malah sangat kotor dan dinding pelapis triplek dalam kondisi hancur dan sudah berjamur,
malah ada ulat pada sisi kiri box mobil," kata Falevi, Senin, 14 November 2022.
Temuan itu pun disebut melanggar kesepakatan kerja antara penyedia catering dan pihak rumah sakit. Ia pun memperingatkan manajemen RSJ segera melakukan audit proses penyiapan hingga distribusi makanan kepada para pasien.
"Penyedia jasa makanan, agar mempunyai hati dan rasa tanggung jawab tidak hanya mengejar keuntungan tetapi lebih memperhatikan makanan yang disajikan karena berpengaruh terhadap penyembuhan pasien, jangan terkesan orang yang terganggu jiwanya akan bertambah parah," jelasnya.
Sementara itu, Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh mengamini temuan legislatif terkait daftar menu yang diatur oleh instalasi gizi tidak sesuai dengan menu makanan yang disediakan.
"Sungguh berbeda yang diantar, pada list buah-buahan seharusnya disediakan jeruk pada jatah makan siang, ternyata malah diganti dengan pisang, penggantian jenis buah-buahan tanpa komunikasi dengan instansi gizi ini di luar kesepakatan," kata Kepala Instalasi gizi RSJ Aceh, Mainel.
Ia menerangkan makanan yang
disajikan di RSJ juga harus higienis dan memenuhi gizi termasuk teliti dalam pemilihan menu katering.
Menurut Mainel pihaknya kerap mengingatkan penyedia layanan katering untuk memperbaiki menu makanan agar sesuai acuan kerja.
"Sudah diatur menu yang teratur untuk masing-masing waktu makan, seharusnya pihak rekanan dapat menyiapkan jauh-jauh hari. Sehingga kesan menu tidak tersedia stok tidak akan terjadi," kilahnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)