Tangerang: Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mendistribusikan 158 gill net atau jaring insang yang lebih ramah lingkungan untuk nelayan. Namun pendistribusian tak mencakup semua nelayan di kabupaten tersebut.
Distribusi dilakukan pada Februari 2018. Nelayan yang menerima bantuan dari pemerintah pusat itu berlokasi di Kresek, Sepatan, dan Teluknaga.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Herry Wibowo mengakui pendistribusian gill net tak merata. Di Kronjo, masih ada ratusan nelayan tak mendapat bantuan.
"Masih ada lebih 150 kapal yang menggunakan cantrang," kata Herry di Tangerang, Rabu, 28 Maret 2018.
Nelayan tersebut melaut dengan kapal bermesin di atas 5 GT. Wilayah mereka mulai dari perairan Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Herry mengingatkan cantrang merusak ekosistem laut. Cantrang meraup biota laut di laut termasuk ikan yang masih berukuran kecil dan bukan untuk dikonsumsi.
Pendistribusian alat tangkap bantuan dari pemerintah, ujar Herry, mengaku mengalami kendala. Yaitu masih banyak nelayan yang tak bergabung dengan kelompok kerja. Mereka bekerja secara individu.
"Tapi, kami masih terus berupaya untuk memberikan alat tersebut kepada seluruh nelayan yang ada di Kabupaten Tangerang, agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan nelayan yang tidak menggunakan alat tersebut," ungkapnya.
Gill net merupakan jaring penangkap ikan dengan lubang lebih besar. Ikan kecil bisa melewati lubang tersebut sehingga tak ikut terjaring. Selain itu, gill net dianggap lebih ramah lingkungan karena jaringnya mengapung dan tak menyentuh dasar laut.
Saikam, pembina nelayan di Kronjo, mengatakan kapal dengan cantrang sudah lama beroperasi. Mereka tetap menggunakan alat tersebut karena belum mendapat jaring bantuan dari pemerintah.
"Pemerintah hanya memberi kepada kelompok nelayan saja," pungkasnya.
Tangerang: Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mendistribusikan 158 gill net atau jaring insang yang lebih ramah lingkungan untuk nelayan. Namun pendistribusian tak mencakup semua nelayan di kabupaten tersebut.
Distribusi dilakukan pada Februari 2018. Nelayan yang menerima bantuan dari pemerintah pusat itu berlokasi di Kresek, Sepatan, dan Teluknaga.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Herry Wibowo mengakui pendistribusian gill net tak merata. Di Kronjo, masih ada ratusan nelayan tak mendapat bantuan.
"Masih ada lebih 150 kapal yang menggunakan cantrang," kata Herry di Tangerang, Rabu, 28 Maret 2018.
Nelayan tersebut melaut dengan kapal bermesin di atas 5 GT. Wilayah mereka mulai dari perairan Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Herry mengingatkan cantrang merusak ekosistem laut. Cantrang meraup biota laut di laut termasuk ikan yang masih berukuran kecil dan bukan untuk dikonsumsi.
Pendistribusian alat tangkap bantuan dari pemerintah, ujar Herry, mengaku mengalami kendala. Yaitu masih banyak nelayan yang tak bergabung dengan kelompok kerja. Mereka bekerja secara individu.
"Tapi, kami masih terus berupaya untuk memberikan alat tersebut kepada seluruh nelayan yang ada di Kabupaten Tangerang, agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan nelayan yang tidak menggunakan alat tersebut," ungkapnya.
Gill net merupakan jaring penangkap ikan dengan lubang lebih besar. Ikan kecil bisa melewati lubang tersebut sehingga tak ikut terjaring. Selain itu, gill net dianggap lebih ramah lingkungan karena jaringnya mengapung dan tak menyentuh dasar laut.
Saikam, pembina nelayan di Kronjo, mengatakan kapal dengan cantrang sudah lama beroperasi. Mereka tetap menggunakan alat tersebut karena belum mendapat jaring bantuan dari pemerintah.
"Pemerintah hanya memberi kepada kelompok nelayan saja," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)