Tim IAR Indonesia saat mengevakuasi dan memeriksa kesehatan orang untan dari masyarakat. Foto: MTVN/Agung Widura
Tim IAR Indonesia saat mengevakuasi dan memeriksa kesehatan orang untan dari masyarakat. Foto: MTVN/Agung Widura

Aktivis Satwa Evakuasi Orang Utan dari Kayong Utara

Agung Widura • 06 Oktober 2017 17:44
medcom.id, Sukadana: Aktivis satwa dari  International Animal Rescue (IAR) Indonesia bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ketapang , Resort Sukadana, mengevakuasi orangutan (Pongo pygmaeus) berkelamin betina dari warga Desa Banyu Abang, Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
 
Isin dipelihara oleh Bahtiar, warga Desa Banyu Abang, selama dua minggu di rumahnya. Orangutan ini telah ditemukan oleh Bachtiar di hutan tepi kebun sawit milik masyarakat yang berdekatan dengan areal kebun sawit PT Kalimantan Agro Pusaka.
 
Dari pengakuan Bahtiar, orangutan yang diberi nama Isin ini memang mau diserahkan kepada pihak yang berwenang. Namun, masih bingung kepada siapa harus menyerahkanya.

Bahtiar mengaku tahu jenis orangutan masuk satwa dilindungi. Oleh karena itu dia menyerahkan orangutan ini kepada pihak berwenang karena tidak mau terlibat dengan masalah hukum.
 
“Saya sudah tahu kalau orangutan merupakan satwa liar dilindungi, makanya saya ambil karena kasian dan takut kalau diambil pemburu.  Dari awal memang saya sudah berniat untuk menyerahkannya kepada pihak berwenang,” ungkap Bachtiar.
 
Aktivis Satwa Evakuasi Orang Utan dari Kayong Utara
Tim IAR Indonesia saat mengevakuasi dan memeriksa kesehatan orang untan dari masyarakat. Foto: MTVN/Agung Widura
 
Selama dua minggu ini Isin, dipelihara di kandang kayu berukuran 1x1 meter. Karena orangutan ini masih cukup liar, tim memutuskan untuk membius Isin sebelum memindahkannya ke kandang transportasi.
 
"Setelah Isin tidak sadarkan diri, tim segera memindahkan Isin ke kandang transport dan melakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi fisik orangutan," ujar Argito Ranting, manager lapangan IAR Indonesia.
 
Berdasarkan penelitian tim dokter IAR Indonesia bahwa orang utan ini baru berusia tiga tahun..
 
Di habitat aslinya,  bayi orangutan tinggal bersama induknya sampai usia 6-8 tahun dan bayi orangutan yang diambil ketika berumur kurang dari 6 tahun kemungkinan besar induknya mati atau dibunuh. Maraknya alih fungsi hutan menjadi perkebunan atau perumahan mendorong penurunan populasi orangutan secara signifikan. Kasus perburuan, jual beli, dan pemeliharaan turut serta mendorong laju penurunan populasi orangutan di alam.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan