Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan agar wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak meluas. Terlebih, PMK telah terdeteksi masuk di Kabupaten Kulon Progo dan Sleman.
"Segera dilokalisir agar tidak menjalar, karena (hewan di) Kulon Progo sudah kena. Jangan seperti pengalaman di Gunungkidul kemarin, agak terlambat. Sapi yang mati (akibat antraks) dimakan, yang diobati wonge (orangnya)," ujar Sri Sultan di Yogyakarta, Rabu, 25 Mei 2022.
Menurut dia, kasus di Gunungkidul itu layak jadi pembelajaran. Ia meminta pemerintah kabupaten/kota bisa melakukan antisipasi, termasuk menyeleksi ketat ternak dari luar daerah yang masuk dengan kelengkapan surat kesehatan.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantul menyiapkan penelusuran untuk mengantisipasi ternak terjangkit PMK. Hal ini disebabkan sembilan domba yang terjangkit PMK di Sleman berasal dari Bantul.
Baca: 15 Kabupaten/Kota di Jatim Terbebas Wabah PMK
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan pengawasan dilakukan terhadap ribuan ternak yang ada di wilayahnya. Total ada 5.519 hewan ternak yang terdiri dari 2.719 sekor sapi, 1.015 ekor kambing, 1.779 ekor domba, 11 ekor babi, seekor kuda dan 6 ekor hewan yang mereka survei tergolong sehat.
"Sampai saat ini di Bantul belum ditemukan hewan yang menderita PMK," ujar Joko.
Joko mengatakan pengawasan juga dilakukan di kandang-kandang kelompok peternak. Selain itu, juga dilakukan upaya pencegahan dengan pembersihan di pasar hewan.
"Kami juga melakukan penyemprotan disinfektan di penampungan ternak dan juga pasar hewan sebagai antisipasi penyebaran PMK," ungkapnya.
Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan agar wabah
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak meluas. Terlebih, PMK telah terdeteksi masuk di Kabupaten Kulon Progo dan Sleman.
"Segera dilokalisir agar tidak menjalar, karena (hewan di) Kulon Progo sudah kena. Jangan seperti pengalaman di Gunungkidul kemarin, agak terlambat. Sapi yang mati (akibat antraks) dimakan, yang diobati
wonge (orangnya)," ujar Sri Sultan di Yogyakarta, Rabu, 25 Mei 2022.
Menurut dia, kasus di Gunungkidul itu layak jadi pembelajaran. Ia meminta pemerintah kabupaten/kota bisa melakukan antisipasi, termasuk menyeleksi ketat ternak dari luar daerah yang masuk dengan kelengkapan surat kesehatan.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantul menyiapkan penelusuran untuk mengantisipasi ternak terjangkit PMK. Hal ini disebabkan sembilan domba yang terjangkit PMK di Sleman berasal dari Bantul.
Baca: 15 Kabupaten/Kota di Jatim Terbebas Wabah PMK
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan pengawasan dilakukan terhadap ribuan ternak yang ada di wilayahnya. Total ada 5.519 hewan ternak yang terdiri dari 2.719 sekor sapi, 1.015 ekor kambing, 1.779 ekor domba, 11 ekor babi, seekor kuda dan 6 ekor hewan yang mereka survei tergolong sehat.
"Sampai saat ini di Bantul belum ditemukan hewan yang menderita PMK," ujar Joko.
Joko mengatakan pengawasan juga dilakukan di kandang-kandang kelompok peternak. Selain itu, juga dilakukan upaya pencegahan dengan pembersihan di pasar hewan.
"Kami juga melakukan penyemprotan disinfektan di penampungan ternak dan juga pasar hewan sebagai antisipasi penyebaran PMK," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)