Aceh Utara: Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah, Aceh, disebabkan karena meluapnya Krueng (sungai) Keureuto dan Kreung Pirak sehingga merendam ruas jalan dan permukiman penduduk.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas, mengatakan dua sungai tersebut meluap pada pukul 07.00 WIB, Kamis, 10 Maret 2022.
"Akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Aceh Utara dan Bener Meriah sehingga menyebabkan meluapnya air sungai Keureuto dan Krueng Pirak sehingga merendam ruas jalan dan permukiman penduduk daerah aliran sungai," kata Ilyas, Jumat, 11 Maret 2022.
Baca: Banjir di Aceh Utara Meluas ke 12 Desa
Akibatnya, ada 12 desa di 2 kecamatan terendam banjir. Ilyas menerangkan, 12 desa tersebut langganan banjir karena tanggul sungai di wilayah tersebut kawasan rendah dan ada tanggul yang sudah jebol.
"Sehingga banjir langsung merendam area pemukiman warga ketika debit air Krueng Kereutoe tinggi," ujarnya.
Ilyas mengimbau kepada masyarakat yang berada di daerah aliran Krueng Keureto agar tetap waspada karena intensitas hujan di wilayah pegunungan di Kabupaten Aceh Utara masih tinggi.
"Tim BPBD Aceh Utara terus memantau wilayah rawan banjir serta mempersiapkan penanganan tanggap darurat ketika banjir," jelasnya.
Aceh Utara:
Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah, Aceh, disebabkan karena meluapnya Krueng (sungai) Keureuto dan Kreung Pirak sehingga merendam ruas jalan dan permukiman penduduk.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas, mengatakan dua sungai tersebut meluap pada pukul 07.00 WIB, Kamis, 10 Maret 2022.
"Akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Aceh Utara dan Bener Meriah sehingga menyebabkan meluapnya air sungai Keureuto dan Krueng Pirak sehingga merendam ruas jalan dan permukiman penduduk daerah aliran sungai," kata Ilyas, Jumat, 11 Maret 2022.
Baca: Banjir di Aceh Utara Meluas ke 12 Desa
Akibatnya, ada 12 desa di 2 kecamatan terendam banjir. Ilyas menerangkan, 12 desa tersebut langganan banjir karena tanggul sungai di wilayah tersebut kawasan rendah dan ada tanggul yang sudah jebol.
"Sehingga banjir langsung merendam area pemukiman warga ketika debit air Krueng Kereutoe tinggi," ujarnya.
Ilyas mengimbau kepada masyarakat yang berada di daerah aliran Krueng Keureto agar tetap waspada karena intensitas hujan di wilayah pegunungan di Kabupaten Aceh Utara masih tinggi.
"Tim BPBD Aceh Utara terus memantau wilayah rawan banjir serta mempersiapkan penanganan tanggap darurat ketika banjir," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)