antian panjang di salah satu SPBU di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terjadi lantaran kelangkaan Solar, Sabtu, 12 Maret 2022. Medcom.id/Muhammad Syawaluddin.
antian panjang di salah satu SPBU di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terjadi lantaran kelangkaan Solar, Sabtu, 12 Maret 2022. Medcom.id/Muhammad Syawaluddin.

Solar Langka di Makassar, Antrean Truk dan Bus Mengular di SPBU Hingga 1 Km

Muhammad Syawaluddin • 12 Maret 2022 21:06
Makassar: Kelangkaan bahan bakar solar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan menyebabkan antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Puluhan truk dan bus mengular di SPBU Tamalanrea yang berhadapan langsung dengan pintu masuk Universitas Hasanuddin Makassar. 
 
Salah satu supir truk, Bachtiar, mengatakan dirinya mulai antre di SPBU tersebut sejak lima jam yang lalu. Sejak pagi ia telah berkeliling mencari di beberapa SPBU lain dengan harapan bahan bakar solar bisa didapat dengan mudah. 
 
"Dari pagi saya cari (Solar) di 10 SPBU. Tapi baru di sini antri dan sudah antri lima jam," katanya, saat ditemui, di Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 12 Maret 2022.

Ia mengatakan antrean mengular hingga satu kilometer. Menurutnya, kejadian tersebut sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu dan menyebabkan aktivitas mereka terhambat. 
 
"Sudah satu minggu kami antre (mencari Solar) bagini," ungkapnya. 
 
Baca: Gas Beracun Muncul d PLTP Wellpad Dieng, 1 Pekerja Tewas
 
Pengangkut truk minyak sawit itu, membutuhkan setidaknya 300 liter Solar dalam sehari untuk beraktivitas dari Makassar ke Morowali, Sulawesi Tengah. Sementara saat ini mereka dijatah tidak lebih dari 70 liter. 
 
"Antri panjang, tapi di dalam (SPBU) katanya dijatah hanya 70 liter," ungkapnya. 
 
Dari pantauan medcom.id di SPBU Tamalanrea, sejumlah mobil berukuran besar, seperti bus, truk, dan beberapa jenis mobil lainnya tengah mengantre. Bahkan, panjangnya sekitar 500 meter hingga sekitar 1 kilometer. 
 
Senior supervisor Communication and Relation Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan, mengatakan pada dasarnya tidak ada kelangkaan dari BBM solar bersubsidi, hanya saja ada kuota yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga pihak SPBU harus menghemat. 
 
"BBM subsidi ini ada kuotanya, ketika diatur dengan kuota maka harus dilakukan pembatasan agar BBM yang disalurkan sesuai dengan kuota yang disediakan oleh pemerintah," jelasnya. 
 
Dengan adanya kuota yang telah disediakan, membuat pihak SPBU harus bisa menentukan berapa yang harus mereka keluarkan agar tidak melebihi kuota BBM subsidi yang telah ditentukan oleh pemerintah. 
 
"Implikasi jika melebihi kuota, maka  akan membayar ke negara selisih dari subsidi yang seharusnya dia salurkan," jelasnya. 
 
Ia juga mengakui, bahan bakar minyak bersubsidi di Sulawesi Selatan khususnya tiap tahun mengalami penurunan kuota. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun lalu, kuota bahan bakar minyak bersubsidi turun sampai 7 persen. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan