Kudus: Dawet kerap dijadikan salah satu menu andalan saat berbuka puasa. Minuman berupa campuran air gula, santan, dan cendol ini kerap jadi buruan untuk berbuka puasa.
Di Kabupaten Kudus, ada salah satu dawet legendaris. Saat bulan suci tiba, banyak warga luar Kudus mencari dawet yang satu ini untuk dijadikan santapan berbuka. Dawet itu, dawet Moro Seneng Pasar Kliwon.
Pedagang dawet Moro Seneng di Pasar Kliwon, Iseh Maulana, mengatakan dari dua warung dawet Moro Seneng yang ada di komplek Pasar Kliwon, hanya satu warung yang buka saat Ramadan. Iseh tak melayani pembeli makan di tempat selama Ramadan.
"Kalau puasa (warung) Bapak tutup. Yang buka hanya saya saja, tapi kalau minum di sini tidak bisa," ujar Iseh pedagang dawet Moro Seneng di sisi timur lantai dua Pasar Kliwon, Kamis, 15 April 2021.
Baca: Hendak Mencuri saat Jam Salat Tarawih, Pelaku Terpergok CCTV
Iseh menceritakan, dirinya meneruskan warung dawet ibunya. Bisnis dawet di Pasar Kliwon itu dimulai sekira tahun 1970-an.
Saat Ramadan seperti sekarang, Iseh mulai berjualan pukul 11.00 hingga habis. Dalam sehari, Iseh mampu menjual ratusan porsi. Iseh membandrol harga tiap porsi sebesar Rp5.000.
"Karena ini menggunakan santan kental yang sudah matang, ini nanti dimakan untuk berbuka masih kuat (tidak basi). Kalau dingin dimasukan kulkas bisa lebih lama lagi," kata Iseh.
Seorang pembeli, Mansur, mengatakan sengaja datang ke Pasar Kliwon untuk membeli dawet. Warga Jepara itu membeli lima bungkus dawet untuk dijadikan minuman berbuka bersama keluarga.
"Pokoknya kalau ke sini (Pasar Kliwon) pasti mampir. Kebetulan puasa, sekalain beli untuk berbuka nanti,” kata Mansur.
Kudus: Dawet kerap dijadikan salah satu menu andalan saat berbuka
puasa. Minuman berupa campuran air gula, santan, dan cendol ini kerap jadi buruan untuk berbuka puasa.
Di Kabupaten Kudus, ada salah satu dawet legendaris. Saat bulan suci tiba, banyak warga luar Kudus mencari dawet yang satu ini untuk dijadikan santapan berbuka. Dawet itu, dawet Moro Seneng Pasar Kliwon.
Pedagang dawet Moro Seneng di Pasar Kliwon, Iseh Maulana, mengatakan dari dua warung dawet Moro Seneng yang ada di komplek Pasar Kliwon, hanya satu warung yang buka saat Ramadan. Iseh tak melayani pembeli makan di tempat selama Ramadan.
"Kalau puasa (warung) Bapak tutup. Yang buka hanya saya saja, tapi kalau minum di sini tidak bisa," ujar Iseh pedagang dawet Moro Seneng di sisi timur lantai dua Pasar Kliwon, Kamis, 15 April 2021.
Baca: Hendak Mencuri saat Jam Salat Tarawih, Pelaku Terpergok CCTV
Iseh menceritakan, dirinya meneruskan warung dawet ibunya. Bisnis dawet di Pasar Kliwon itu dimulai sekira tahun 1970-an.
Saat Ramadan seperti sekarang, Iseh mulai berjualan pukul 11.00 hingga habis. Dalam sehari, Iseh mampu menjual ratusan porsi. Iseh membandrol harga tiap porsi sebesar Rp5.000.
"Karena ini menggunakan santan kental yang sudah matang, ini nanti dimakan untuk berbuka masih kuat (tidak basi). Kalau dingin dimasukan kulkas bisa lebih lama lagi," kata Iseh.
Seorang pembeli, Mansur, mengatakan sengaja datang ke Pasar Kliwon untuk membeli dawet. Warga Jepara itu membeli lima bungkus dawet untuk dijadikan minuman berbuka bersama keluarga.
"Pokoknya kalau ke sini (Pasar Kliwon) pasti mampir. Kebetulan puasa, sekalain beli untuk berbuka nanti,” kata Mansur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)