Gunungkidul: Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih kesulitan tangani kasus penyakit hewan, baik penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD). Kedua penyakit hewan itu masih menyergap banyak ternak di wilayah tersebut.
"PMK ini posisinya mereda tetapi memang masih. Untuk LSD masih banyak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Selasa, 23 Mei 2023.
Ia mengatakan sekitar 1.600 ternak yang sempat terserang PMK sudah dinyatakan sembuh. Sementara, ada 230 ekor yang masih dalam posisi sakit. Sementara, kasus LSD lebih banyak.
"Kasus LSD di Gunungkidul memang ada 1.500-an kasus," ujarnya.
Wibawanti meminta masyarakat pemilik ternak bisa aktif melaporkan bila ada kasus itu. Ia mengatakan ternak yang sakit tersebut harus segera diobati agar tidak menular ke ternak yang lain.
Ia mengatakan masyarakat bisa lapor ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) agar bisa dibantu penanganannya. Ia mengatakan pengobatan ternak hanya dikenai biaya Rp40 ribu.
"Kalau pengobatan dari pihak lain bisa lebih dari itu. Untuk pemberian vitamin gratis karena dari APBN dan APBD," ujarnya.
Dalam situasi demikian, Wibawanti mengingatkan agar masyarakat pemilik ternak tekun memperhatikan kebersihan kandang. Kebersihan yang dimaksud agar ternak tidak dikerubuti nyamuk maupun lalat yang bisa jadi vektor atau penyebar penyakit.
"Bagaimana mengelola kebersihan dan sebagainya sehingga populasi hewan sebagai vektor tidak berkembang banyak. Ini dalam rangka mengurangi risiko," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Gunungkidul: Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih kesulitan tangani
kasus penyakit hewan, baik penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD). Kedua penyakit hewan itu masih menyergap banyak ternak di wilayah tersebut.
"PMK ini posisinya mereda tetapi memang masih. Untuk LSD masih banyak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Selasa, 23 Mei 2023.
Ia mengatakan sekitar 1.600 ternak yang sempat terserang PMK sudah dinyatakan sembuh. Sementara, ada 230 ekor yang masih dalam posisi sakit. Sementara, kasus LSD lebih banyak.
"Kasus LSD di Gunungkidul memang ada 1.500-an kasus," ujarnya.
Wibawanti meminta masyarakat
pemilik ternak bisa aktif melaporkan bila ada kasus itu. Ia mengatakan ternak yang sakit tersebut harus segera diobati agar tidak menular ke ternak yang lain.
Ia mengatakan masyarakat bisa lapor ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) agar bisa dibantu penanganannya. Ia mengatakan pengobatan ternak hanya dikenai biaya Rp40 ribu.
"Kalau pengobatan dari pihak lain bisa lebih dari itu. Untuk pemberian vitamin gratis karena dari APBN dan APBD," ujarnya.
Dalam situasi demikian, Wibawanti mengingatkan agar masyarakat pemilik ternak tekun memperhatikan
kebersihan kandang. Kebersihan yang dimaksud agar ternak tidak dikerubuti nyamuk maupun lalat yang bisa jadi vektor atau penyebar penyakit.
"Bagaimana mengelola kebersihan dan sebagainya sehingga populasi hewan sebagai vektor tidak berkembang banyak. Ini dalam rangka mengurangi risiko," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)