Ribuan warga melakukan protes rencana pembuatan sumur baru panas bumi yang digagas PT Star Energy di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa, 4 Agustus 2020. Dokumentasi/ istimewa
Ribuan warga melakukan protes rencana pembuatan sumur baru panas bumi yang digagas PT Star Energy di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa, 4 Agustus 2020. Dokumentasi/ istimewa

Warga Pangalengan Protes Sumur Baru Panas Bumi

Medcom • 04 Agustus 2020 18:35
Jakarta: Rencana pembuatan sumur baru panas bumi yang digagas PT Star Energy di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mendapat protes dari warga setempat. Dilaporkan, ribuan warga dari Desa Margamukti dan Sukamanah berunjuk rasa di area helipad PT Star Energy untuk memprotes rencana itu.
 
Mereka khawatir pembuatan sumur baru tersebut membawa petaka bagi warga. Koordinator aksi Pangalengan Bangkit, Iman Abdurahman, mengatakan sumur panas bumi pernah menyebabkan longsor pada 2015. 
 
Saat itu, longsor terjadi akibat pecahnya pipa geothermal milik PT Star Energy. Akibatnya, puluhan orang meninggal tertimpa reruntuhan.

"Sekarang mereka mau menambah sumur baru," kata Iman, melalui keterangan tertulis, Selasa, 4 Agustus 2020.
 
Pemicu protes warga pun tak hanya karena faktor keselamatan. Mereka merasa keberadaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PT Star Energy ini juga tak banyak membawa manfaat. Sudah 20 tahun berdiri, warga di 13 desa terdampak tak merasa mendapat keuntungan.
 
Bahkan, lanjut Iman, rencana penggalian sumur baru itu pun bakal membabat tanaman sayuran milik petani setempat. "Ada sekitar 6 hektare lahan tanaman sayuran akan dibabat tanpa permisi kepada para petani," kata dia.
 
Warga juga khawatir penambahan sumur di area Panon Arum Desa Margamukti itu makin menyulitkan mereka, terutama dalam mengakses air bersih. 
 
"Keberadaan sumur panas bumi berpotensi menghilangkan sumber air bersih. Selain itu, ancaman bencana alam seperti longsor terus membayangi kami," ujar Iman.
 
Hitungan warga, selama dua dasawarsa PLTU beroperasi, sudah 17 sumur yang beroperasi. Beberapa bahkan sudah tak berfungsi. Sumur-sumur yang terbengkalai itu dibiarkan begitu saja dan hanya diberi pembatas agar warga tak mendekat.
 
"Kami heran, beberapa sumur dibiarkan terbengkalai. Tapi, kok, sekarang malah berencana membuat sumur baru," kata dia.
 
Upaya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap warga sebenarnya ada. Namun, menurut Iman, itu tak cukup. Uang CSR sebesar Rp120 juta per tahun per desa terdampak tak sebanding dengan kerugian morel dan materiel yang didapat warga.
 
"Tidak ada manfaat yang kami rasakan dari keberadaan PLTU itu. Justru ketenangan hidup kami yang terusik. Lahan pertanian kami dirusak. Kekeringan mengancam kehidupan kami," katanya.
 
Untuk itu, warga Pangalengan menuntut agar rencana pengeboran sumur baru dihentikan. Jika masih berlangsung, masyarakat akan berunjuk rasa dengan jumlah massa lebih besar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan